Abdul Bari, Corporate Secretary PT Jamkrindo
Jamkrimdo Terus Mengembangkan Model Pemberdayaan Ekonomi Mikro
Bari juga menyebutkan, model pemberdayaan yang dilakukan di Geopark Ciletuh tersebut merupakan bagian dari upaya Jamkrindo berkontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG’s.
TOKOHKITA. Nyaris semua sektor kehidupan terpukul dengan merebaknya pandemi virus corona (Covid-19). Saat ini, negara di dunia termasuk Indonesia terus berusaha menangani penyebaran Covid-19, di samping memulihkan kondisi ekonomi yang terpuruk.
Di tengah kondisi pandemi, PT Jamkrindo berkomitmen untuk tetap menyalurkan pinjaman kemitraan dan memberikan pendampingan bagi para mitra binaanya. Abdul Bari, Corporate Secretary PT Jamkrindo, mengatakan, pemberian kredit modal kerja melalui program kemitraan.
"Program kemitraan ini diharapkan bisa membantu menggerakkan roda perekonomian khususnya bagi pengusaha mikro yang feasible but not bankable," katanya saat berbincang dengan KONTAN, di kawasan Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (12/1/2021).
Sejatinya, telah banyak program kemitraan yang digagas oleh Jamkrindo. Misalnya saja di Ciletuh, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Di wilayan yang kini menjadi Unesco Global Geopark tersebut, Jamkrindo sukses meningkatkan ekonomi masyarakat yang tergabung dalam UKM Saluyu.
UKM tersebut sebagian besar anggotanya merupakan eks tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, yang memilih pulang kampung untuk membuka usaha di tengah terus meningkatnya popularitas Geopark Ciletuh.
Menurut Bari, Jamkrindo dan UKM Saluyu sejak awal tahun 2020 melakukan diskusi intensif dan pencarian ide usaha berbasis bahan baku lokal. Lalu, disepakati untuk memberi nilai tambah pada mangga yang merupakan salah satu komoditas lokal di Geopark Ciletuh.
Caranya, memproduksi makanan olahan berupa kripik mangga yang menjadi oleh-oleh khas dari Geopark Ciletuh. Memang, mangga merupakan salah satu komoditas andalan di daerah itu. Setidaknya, terdapat sekitar 200 hektare kebun mangga milik masyarakat dengan produksi mencapai ratusan ton. "Berbagai pendampingan dilakukan agar UKM Saluyu memiliki daya ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya," ungkap Bari.
Agar UKM Saluyu bisa produktif, Jamkrindo juga memberikan bantuan mesin pengolah mangga dan juga pelatihan promosi pemasaran produk, termasuk pendampingan perluasan jaringan pemasaran. Tak cuma itu, Jamkrindo memberikan pelatihan budidaya hidroponik untuk para anggota Asosiasi Homestay Ciletuh agar memberi nilai tambah dan sarana edukasi di kawasan homestay.
Bari juga menyebutkan, model pemberdayaan yang dilakukan di Geopark Ciletuh tersebut merupakan bagian dari upaya Jamkrindo berkontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG’s. Ke depan, model dan semangat pemberdayaan ini akan diterapkan juga di wilayah lainnya, antara lain Garut.
Sebelum di Geopark Ciletuh, model pemberdayaan berbasis komunitas tersebut juga telah berhasil Jamkrindo implementasikan kepada para petani mete di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Editor: Tokohkita