Rokhmin Dahuri

Indonesia Perlu Contoh Jepang dalam Pembangunan SDM

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Kamis, 31 Desember 2020 - 07:40 WIB

Sebelum memaparkan makalahnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia 2001-2004 dan Koordinator Penasehat Menteri KKP 2019-2024 ini menukil fakta sejarah bangsa Jepang yang sempat porak-poranda akibat dibom atom, tapi mereka bisa bangkit lagi dan menjadi negara maju dalam waktu yang relatif singkat.

TOKOHKITA. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menyampaikan Kuliah Umum Program Permata Sakti Dikti Tahun 2020 bertajuk Pengelolaan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan Terpadu Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Berkelanjutan. 

Kuliah umum  yang diadakan oleh Mata Kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu IKL dari Program Permata DIKTI & KSLI Universitas Bengkulu, dihadiri ratusan sivitas akademisi dan stakholder dan dibuka dengan  opening speech oleh Dr. Eng. Dedi Suryadi, ST, MT [Kepala UPT Kerjasama dan Layanan Internasional (KSLI) UNIB], secara virtual Rabu (30/12/2020). 

Sebelum memaparkan makalahnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia 2001-2004 dan Koordinator Penasehat Menteri KKP 2019-2024 ini menukil fakta sejarah bangsa Jepang yang sempat porak-poranda akibat dibom atom, tapi mereka bisa bangkit lagi dan menjadi negara maju dalam waktu yang relatif singkat. 

"Sepekan setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Kaisar Hirohito berpidato dihadapan para jenderal. Hanya satu pertanyaan Kaisar Hirohito, berapa guru yang masih tersisa. Jadi, yang ditanya bukan berapa idustri yang masih berdiri, bukan berapa panjang jalan atau tentara yang masih ada," tutur  Rokhmin yang juga Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University.

Sekadar kilas balik, Senin 6 Agustus 1945, pesawat Enola Gay jenis B-29 Superfortress dengan nomor seri B-2945-MO 44-86292 dipiloti Paul Tibbets melayang-layang di angkasa Hiroshima sembari menjatuhkan bom atom uranium bernama Little Boy(anak kecil), tiga hari kemudian, 9 Agustus bom atom plutonium bernama Fat Man(orang gemuk) dijatuhkan lagi untuk memporakporandakan kota Nagasaki. Akibat bombardir sekutu dikomandoi Amerika Serikat membuat Jepang lumpuh dan menyatakan menyerah kalah dalam perang dunia ke-2. 

Menurut dia,  Rokhmin, Jepang bisa membangun kembali negaranya tidak lain karena memperhatikan pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualititas SDM menjadi kunci keberhasilan Jepang menjadi negara maju dan mampu bersaing dengan negara lainnya di dunia. Memang, dengan kekuatan guru dan kemauan masyarakatnya untuk belajar ternyata Jepang telah kembali menjadi negara besar terutama di bidang teknologi dan ekonomi.

"Jepang menjadi negara tiga besar dunia setelah Amerika Serikat dan Jerman pada tahun 1977, karena sains dan teknologinya maju dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Indonesia sebagai negara berkembang patut mencontoh Jepang dalam pembangunan SDM agar bisa menjadi negara maju," jelas Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Jerman.

Untuk itu, Rokhmin mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjadikan negara Indonesia yang maju, adil dan berdaulat  di era Industri 4.0 dengan melahirkan SDM yang berdaya saing, menciptakan pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan yang berkelanjutan. "Kalau kita ingin keluar dari jebatan negara berkembang, kuncinya di SDM. Kuncinya, di sekolah dan universitas. Sayang, negara kita masih abai pada pendidikan, anggaran riset saja  sangat rendah hanya 0,3?ri PDB. Idealnya, anggaran pendidikan itu 30?ri PDP, sekarang banyak habis untuk gaji tenaga pendidik," ujarnya. 

Adapun salah satu modal bagi Indonesia untuk bisa maju adalah dengan memanfaatkan potensi yang ada, salah satunya sektor kelautan dan perikanan. Untuk itu, dalam makalahnya bertajuk pengelolaan pembangunan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu untuk meningkatkan daya saing, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan, Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia memaparkan dari A-Z mengenai sektor tersebut.

Rokhmin membedahnya dari mulai status dan tantangan pembangunan Indonesia, peran strategis ekosistem pesisir dan lautan bagi kehidupan manusia di tingkat global, definisi dan batasan wilayah pesisir dan lautan. Tak luput juga digambarkan secara mendetail mengenai domain, potensi, dan tingkat pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir dan lautan Indonesia plus permasalahan dan tantangan pembangunannya.

Selanjutnya, Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara ini juga memaparkan tentang pengelolaan pembangunan secara terpadu untuk mewujudkan pembangunan pesisir dan lautan berkelanjutan, serta contoh aplikasi pengelolaan terpadu untuk pembangunan pesisir - laut berkelanjutan di kabupaten, kota, atau provinsi.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER