Paiton Energy dan Universitas Indonesia Hadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Teknologi /
  4. Rabu, 1 Desember 2021 - 18:04 WIB

keberadaan PLTSa di UI memiliki manfaat yang besar karena akan memperdalam pengetahuan dalam mengoperasikan pembangkit waste to energy dan memberikan peluang untuk meningkatkan kelayakan komersial pembangkit melalui studi bersama.

TOKOHKITA. Sampah menjadi persoalan krusial yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Limbah sampah akhirnya mencemari lingkungan dan berdampak buruk pada masyarakat. Untuk itu, banyak pihak berupaya menangani problem limbah sampah ini, yang salah satunya dengan mengubah menjadi energi listrik.

Nah, upaya tersebut dilakukan PT Paiton Energy bersama Universitas Indonesia (UI) yang membangun satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebesar 234 kWh. Kehadiran PLTSa tersebut akan digunakan di laboratorium Parangtopo UI, yang juga menjadi solusi berkelanjutan bagi UI untuk pengelolaan sampahnya.

Adapun Peresmian PLTSa dilakukan di Balai Sidang Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (1/12). Acara dihadiri Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dan Presiden Direktur PT Paiton Energy, Koichiro Miyazaki. “Kerja sama yang dilaksanakan UI bersama PT Paiton Energy dalam mengembangkan teknologi penghasil energi terbarukan, yakni dengan cara mendaur ulang limbah, merupakan aksi nyata kolaborasi antara pihak swasta dengan universitas untuk menawarkan solusi dalam menghadapi krisis lingkungan hidup,” ujar Ari.

Koichiro bilang, Paiton Energy mendonasikan delapan unit mesin Biodigester yang berfungsi sebagai PLTSa. Mesin tersebut beroperasi dengan memanfaatkan limbah sampah organik dan kotoran hewan maksimal dua ton per hari. "Selain menghasilkan listrik sebesar 234 kWh, mesin Biodigester juga memproduksi pupuk padat dan cair untuk pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat binaan UI," sebut dia.

Menurut Koichiro, penanganan sampah untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah tantangan besar di dunia dan juga Indonesia. “Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah membuat pembangkit listrik tenaga sampah," terangnya. 

Yang terang, keberadaan PLTSa di UI memiliki manfaat yang besar karena akan memperdalam pengetahuan dalam mengoperasikan pembangkit waste to energy dan memberikan peluang untuk meningkatkan kelayakan komersial pembangkit melalui studi bersama. Pengetahuan dan peningkatan tersebut sangat penting untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mendorong penggunaan energi terbarukan.

Direktur Pengabdian & Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI) Agung Waluyo, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah lewat program Waste to Energy CSR Project ini terfokus pada pemanfaatan sampah dan limbah organik. “Untuk pemanfaatan biodigester yang akan diisi dengan daun-daun, kotoran hewan, sisa kotoran belatung, sehingga dapat mengasilkan biogas yang akan langsung kami manfaatkan untuk menggerakkan mesin pembangkit listrik," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Pejabat Dekan FMIPA UI (2018-2021) Rokhmatuloh mengatakan bahwa pihak UI menginginkan kampus ini menjadi kampus hijau dan mandiri energi listrik. “Kerja sama dengan Paiton Energy atas program Waste to Energy CSR Project ini dapat menjadi salah satu keberhasilan cita-cita kami ini,” kata Rokhmatuloh.

Paiton Energy telah melaksanakan program CSR sejak tahun 2000 yang dirancang setiap tahun, dan dipantau oleh Komite Pengembangan Masyarakat. Program dikategorikan dalam tiga fokus yaitu mendukung keberlanjutan perusahaan (pembangkit), keberlanjutan sosial ekonomi, serta keberlanjutan energi dan lingkungan.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER