Rokhmin Dahuri

Wujudkan Indonesia Emas 2045, Perguruan Tinggi Harus Kuasai Teknologi Kelautan dan Perikanan

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. EDUKASI /
  4. Sabtu, 20 Agustus 2022 - 19:31 WIB

Dengan segala peluang dan tantangannya, Rokhmin mengimbau agar perguruan tinggi, termasuk Politeknik KP Jembrana untuk terus meningkatkan perannya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, dan dunia yang lebih baik dan sustainable berupa mencetak lulusan yang unggul,

TOKOHKITA. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Rokhmin Dahuri memberikan orasi ilmiah pada wisuda lulusan Diploma Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana di Kampus Politeknik KP Jembrana, Bali, Sabtu (20/8/2022).

Pada kesempatan tersebut, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu membeberkan sejumlah strategi dalam membangun SDM kelautan dan perikanan unggul dan berwawasan global di era disrupsi Industri 4.0, perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan ketegangan geopolitk global. 

Menurut Rokhmin, untuk menjadi insan atau sumber daya manusia (SDM) yang unggul di bidang kelautan dan perikanan, dan berkontribusi signifikan bagi Indonesia dan dunia yang lebih sejahtera, adil, damai, dan berkelanjutan, maka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan Kelautan dan Perikanan. 

Selain itu, insan perikanan juga harus memahami peta jalan (road map) pembangunan kelautan dan perikanan, baik versi pemerintah (KKP, Bappenas) maupun versi individual atau institusi lain.  "Dinamika global terkait perkembangan Iptek, terutama di era Industri 4.0, perubahan iklim, lingkungan hidup, dan geopolitk juga mesti saudara-saudara ikuti dengan seksama,” ujarnya.

Rokhmin bilang, kendati kinerja sektor kelautan dan perikanan, khususnya volume produksi, konsumsi ikan per kapita nasional, sumbangan terhadap PDB, dan nilai ekspor terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tapi masih banyak pekerjaan rumah (permasalahan dan tantangan) yang harus diatasi oleh pemerintah dan masyarakat (stakeholders), yakni kemiskinan akibat tidak terpenuhinya skala ekonomi dalam usaha sektor kelautan dan perikanan.

“Penyebab utama dari kemiskinan ini adalah karena usaha mereka tidak memenuhi skala ekonomi (economy of sacle) atau ukuran unit usahanya terlampau kecil, tidak menggunakan teknologi mutakhir (modern), tidak menerapkan integrated supply chain management system (hulu–hilir secara terpadu), dan tidak mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan atau ekonomi biru,” terangnya. 

Dengan segala peluang dan tantangannya, Rokhmin mengimbau agar perguruan tinggi, termasuk Politeknik KP Jembrana untuk terus meningkatkan perannya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, dan dunia yang lebih baik dan sustainable berupa mencetak lulusan yang unggul, hasil penelitian (invensi dan inovasi) yang bermanfaat bagi pembangunan ekonomi dan kehidupan bangsa serta umat manusia, dan perbaikan dan pengembangan kapasitas, etos kerja dan akhlak masyarakat dan aparat pemerintahan (ASN).

Selain itu, ke depan, Poltek KP Jembrana mesti membuka program studi baru yang relevan dengan Iptek dan expertise yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, dan dunia yang lebih baik dan sustainable. “Program studi itu antara lain adalah nano-bioteknologi dan ilmu, teknologi, dan manajemen lingkungan, terutama yang terkait dengan perubahan iklim dan bencana alam, serta dampaknya terhadap sektor kelautan dan perikanan,” jelasnya.

Sementara itu terkait dengan kompetensi alumni program studi, Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu menjabarkan sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh alumni mahasiswa perikanan diantaranya adalah Peratama, Kompetensi Alumni PRODI Penangkapan Ikan, yaknu mumpuni mengoperasikan teknologi penangkapan ikan atau fishing technology (fishing vessels, fishing gears, dan alat bantu seperti ecosounder dan fishfinder); mumpuni menjalankan bisnis perikanan tangkap secara terpadu (hulu – hilir); mampu secara cepat (adaptive and agile) mengoperasikan fishing technology baru di masa depan.

Kemudian, kompetensi pengoperasian fishing technology harus mengikuti segenap regulasi Pemerintah-RI c.q. KKP, Code of Conduct for Responsible Fisheries (FAO, 1995), dan regulasi lainnya yang menjamin usaha perikanan tangkap yang mensejahterakan nelayan secara berkelanjutan, mumpuni menjalankan pedoman safety at sea; dan (dapat memberikan saran/masukan kepada yang berwewenang tentang perbaikan untuk pembangunan subsektor Perikanan Tangkap dan usaha (bisnis) Perikanan Tangkap.

Kedua, Kompetensi Alumni PRODI Perikanan Budidaya, antara lain mumpuni melaksanakan Best Aquaculture Practices yang ada saat ini;  mumpuni mengelola lingkungan Kawasan agar tetap berkualitas dan sehat untuk pembangunan dan bisnis perikanan budidaya secara menguntungkan (mensejahterakan) dan berkelanjutan;  mumpuni menjalankan bisnis perikanan budidaya secara terpadu yang menguntungkan dan berkelanjutan;  mampu secara cepat (adaptive dan agile) mengoperasikan teknologi baru (inovasi) terkait Best Aquaculture Practices; mampu mentaati semua regulasi Pemerintah RI dan lembaga internasional terkait Sustainable Aquaculture Development; dan ampu memberikan saran untuk perbaikan kinerja subsektor perikanan budidaya.

Ketiga, Kompetensi Alumni PRODI Pengolahan Hasil Perikanan, antara lain mumpuni mengoperasikan semua jenis teknologi pengolahan hasil perikanan (pabrik es, cold storage, dan pabrik pengolahan yang menghasilkan beragam produk olahan ikan), sistem rantai dingin (cold-chain system), dan sistem logistik ikan nasional yang ada saat ini;  mampu dengan cepat (adaptive dan agile) mengoperasikan inovasi baru,  mampu menjalankan bisnis industry pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; dapat mentaati semua regulasi Pemerintah RI dan Lembaga internasional; dan bisa memberikan saran untuk perbaikan industry dan pemasaran hasil perikanan.

Rokhmin juga mulai, untuk memiliki profil dan karakter diri alumni seperti, maka mulai sekarang juga sebagai mahasiswa, maka harus rajin membaca minimal enam jam dalam sehari untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Kedua, rajin dan cerdas melaksanakan pekerjaan laboratorium, praktek lapang, magang, dan kegiatan lain yang dapat meningkatkan kapasitas motorik (keterampilan dan keahlian).

Ketiga, rajin menghadiri diskusi, lokakarya, seminar, konferensi, dan kegiatan akademis (keilmuan) lainnya yang dapat meningkatkan wawasan, ilmu dan pengetahuan serta membangun network kerjasama. "Keempat, berdoa, beriman dan taqwa, dan dekat kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama kita masing-masing,” pungkas Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) itu.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER