Rokhmin Dahuri

Mendorong Kontribusi Sektor Perikanan Unggulan Jawa Tengah

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Daerah /
  4. Rabu, 17 November 2021 - 20:29 WIB

Pada tahun 2020, tingkat pemanfaatan potensi tersebut sebesar 16% atau sekitar 301,484 ton dengan rincian produksi wilayah Laut Jawa 243.232 ton (90,05%) dan prroduksi wilayah Samudera Hindia hanya 26.881 ton (9,95%).

TOKOHKITA. Pakar Kemaritiman Rokhmin Dahuri menyebutkan, pembangunan sektor kelautan dan perikanan dikatakan berhasil jika Indonesia mampu meningkatkan produktivitas, produksi dan daya saing. Alhasil, Indonesia mejadi nomor satu dunia sebagai produsen produk perikanan mengingat potensi produksi lestari yang melimpah.

Penyataan tersebut diutarakan Rokhmin saat menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Kabupaten/Kota oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Senin (15/11). Dalam kesempatan tersebut, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University memaparkan makalah berjudul “Pembangunan Kelautan dan Perikanan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah”. 

Menurut Rokhmin, indikator keberhasil pembangunan sektor kelautan dan perikanan juga dilihat dari status hidup nelayan, pembudidaya dan stakeholders lain yang sejahtera. Kemudian, kontribusi ekonomi meningkat seperti PDB, ekspor, pajak, PNBP, PAD, dan lapangan kerja. 

"Status gizi dan kesehatan rakyat membaik, keofisien gini atau kesenjangan sosial kurang dari 0,3 dan ramah lingkungan serta  berkelanjutan juga sebagai bukti keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Rokhmin pun mengajak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan untuk terus mendorong peningkatkan kontribusi sektor unggulan untuk pembangunan ekonomi kelautan atau marine economy. “Adapun sektor unggulan tersebut adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, peningkatan hasil ikan dan produksi garam,” sebutnya.

Kata Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong itu, ekonomi kelautan adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas)  yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan umat manusia

“Dari sub sektor perikanan tangkap, Jawa Tengah memiliki potensi sumber daya ikan (SDI) laut mencapai 1.873.530 ton per tahun yang terdiri dari Laut Jawa 796.640 ton per tahun  dan Samudera Hindia sebanyak 1.076.890 ton per tahun,” kata Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2019-2024 itu.

Pada tahun 2020, tingkat pemanfaatan potensi tersebut sebesar 16% atau sekitar 301,484 ton dengan rincian produksi wilayah Laut Jawa 243.232 ton (90,05%) dan prroduksi wilayah Samudera Hindia hanya 26.881 ton (9,95%).

Sedangkan untuk perairan umum darat (PUD), berdasarkan data DKP Jawa Tengah tahun 2017 Potensi SDI PUD Jateng sebesar 22.826,15 ton/tahun. “Pada 2020, tingkat pemanfaatan potensi tersebut telah 87 persen,” terang Prof. Rokhmin Dahuri yang juga Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) tersebut

Sementara itu untuk perikanan budidaya, Prof Rokhmin menyebut total potensi lahan Jateng sebesar 676.399,08 Ha, dimana tingkat pemanfaatan hingga 2017 baru 9,01?ngan dominan dari jenis budidaya Air Payau/Tambak.

“Produksi perikanan budidaya jateng sebagian besar produksi perikanan budidaya Jateng berasal dari Budidaya Air Tawar (53-59%) sebesar 511,489 ton pada tahun 2020,” ungkap Ketua Umum Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GANTI) itu. Adapun produksi garam provinsi Jawa Tengah merupakan terbesar ke-2 di Indonesia (32%). Jateng merupakan provinsi dengan jumlah petambak garam terbanyak di Indonesia (37%).

Menurut Rokhmin yang merupakan Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) itu, untuk medorong sektor unggulan tersebut menjadi penggerak ekonomi daerah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, dibutuhkan program dan kebijakan diantaranya; Pertama, optimalisasi dan industrialisasi perikanan tangkap. 

Kedua, lanjutnya, revitalisasi, ekstensifika, dan diversifikasi usaha perikanan budidaya. Ketiga, revitalisasi dan pengembangan industri pengolahan ikan. Keempat, Peningkatan produksi industri bioteknologi dan jasa kelautan. Kelima, Peningkatan kualitas, food safety, dan daya saing produk Kelautan dan Perikanan.

“Pemerintah juga didorong untuk peningkatan pemasaran di dalam negeri dan ekspor, Pengelolaan SDI dan lingkungan, Pengawasan pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP), penelitian dan pengembangan serta peningkatan kapasitas SDM serta Infrastruktur dan sarana,” pungkas Ketua DPP PDIP Bidang Kemaritiman itu.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER