Asyik, UKM Bisa Melapak di Arab Saudi

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Rabu, 13 Januari 2021 - 22:25 WIB

Program ini merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan pasar yang terbuka lebar di Arab Saudi, terutama melihat jumlah Jemaah Indonesia yang sangat banyak setiap tahunnya beribadah ke Arab Saudi, serta jumlah ekspatriat yang tak sedikit.

TOKOHKITA. Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama, dan Kadin Indonesia bekerja sama mendorong ekspor produk non migas dari UMKM Indonesia ke Arab Saudi. Para UMKM akan didorong untuk mengekspor produknya untuk memenuhi kebutuhan Jemaah Haji dan Umroh, serta ekspatriat Indonesia di Arab Saudi.

Program ini merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan pasar yang terbuka lebar di Arab Saudi, terutama melihat jumlah Jemaah Indonesia yang sangat banyak setiap tahunnya beribadah ke Arab Saudi, serta jumlah ekspatriat yang tak sedikit.

"Pada kondisi normal sebelum COVID-19 terjadi, Indonesia mengirim 221.000 jemaah haji dan sekitar 1 juta jemaah Umroh ke Arab Saudi setiap tahunnya. Selain itu ada ratusan ribu warga ekspatriat Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Kehadiran para Jemaah Haji dan Umroh Indonesia, serta ekspatriat Indonesia di Arab Saudi tentunya juga diikuti dengan adanya kebutuhan makanan dan minuman, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya yang bercita rasa dan berasal dari Indonesia," jelas Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).

Untuk memenuhi kebutuhan pasar itu, pemerintah dan Kadin ingin kontribusi UMKM Indonesia lebih besar. Namun, untuk berpartisipasi dalam pasar tersebut pun para UMKM harus memiliki kriteria yang sesuai dengan ketentuan Pemerintah Arab Saudi.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Br Simanungkalit menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi mana saja UMKM binaan kementerian yang siap untuk mengekspor hasil produksinya ke Arab Saudi.

UMKM yang siap itu dilihat dari kapasitas produksinya yang mumpuni, kualitas produksinya yang sesuai ketentuan Pemerintah Arab Saudi, dan juga sudah disertifikasi. "Pertama itu kapasitasnya harus memenuhi, tapi kalaupun ada yang kecil-kecil kami akan coba agregasi. Kedua, dari segi kualitas dan sertifikasi yang sudah mereka miliki," imbuh Victoria.

Ia memastikan, UMKM yang sudah dibina itu memiliki sertifikasi untuk melakukan ekspor ke Arab Saudi. "Konsistensi dan sertifikasi itu menjadi keharusan. Sehingga kami fokus pada hal itu. Itu hal-hal yang kami sedang lakukan," ujarnya.

Adapun produk-produk yang siap diekspor antara lain sambal, kecap, kopi, teh dan gula. Namun, saat ini ada UMKM pembuat produk rendang yang tengah disiapkan untuk ekspor ke Arab Saudi. "Kami tidak hanya kecap tapi juga sekarang UKM rendang untuk memenuhi makanan teman-teman yang melakukan ibadah Haji. Kami sedang mempersiapkan mereka untuk bisa memenuhi standar dan kualitas dari Pemerintah Arab Saudi," urainya.

Selain binaan kementerian, UMKM binaan Kadin Indonesia juga diikutsertakan. Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menuturkan, saat ini sudah ada 5 UMKM produsen kecap yang siap ekspor ke Arab Saudi karena sudah memperoleh izin dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA).

"Lima produsen kecap sudah mendapatkan persetujuan dari SFDA, UMKM. Kita fasilitasi sudah mendapatkan persetujuan, untuk kopi ada 4 masih menunggu, teh ada 5 masih menunggu. Tapi insyaallah yang kopi dan teh kita sudah diindikasikan insyaallah akan disetujui oleh SFDA. Sambal juga kita masih menunggu," terang Rosan.

Selama proses perolehan izin itu, Kadin melakukan peninjauan ke fasilitas produksi atau pabrik para UMKM di sejumlah daerah.

"Tim kami meninjau langsung ke pabrik-pabrik yang ada di Jawa Timur, Tangerang, dan Bekasi, kami sudah tinjau dan kita sudah lakukan pembinaan. Alhamdulillah kita cukup senang sudah ada yang disetujui oleh SFDA," tutup Rosan.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER