Sarman Simanjorang

Mudik Lebaran dan Pertumbuhan Ekonomi

  1. Beranda /
  2. Opini /
  3. Minggu, 1 Mei 2022 - 14:07 WIB

Survei Balitbang Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik akan mencapai sebanyak 85,5 juta orang dan sekitar 47% di antaranya akan menggunakan kendaraan jalur darat baik pribadi maupun umum. Bangkitnya kembali mobilitas masyarakat ini perlu diiringi dengan standar pelayanan angkutan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Jadwal mudik pada Idul Fitri 2022 sudah dimulai. Sebagian masyarakat sudah melakukan perjalanan pulang kampung, setelah dua tahun pemerintah melarang melakukan perjalanan mudik akibat berkecamuknya pandemi Covid-19.

Arus mudik tahun ini diperkirakan akan membludak dengan berbagai moda transportasi, mulai dari kendaraan pribadi, motor, bus, travel, kapal laut, pesawat udara, dan rental. Sektor usaha transportasi baik darat,laut, dan udara akan produktif selama musim liburan Lebaran tahun ini dan diperkirakan dapat meraup kenaikan omzet hampir 150%.

Survei Balitbang Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik akan mencapai sebanyak 85,5 juta orang dan sekitar 47% di antaranya akan menggunakan kendaraan jalur darat baik pribadi maupun umum. Bangkitnya kembali mobilitas masyarakat ini perlu diiringi dengan standar pelayanan angkutan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Kita harus mampu melakukan mitigasi agar paska libur Idul Fitri tahun ini, agar tidak lagi terjadi kasus lonjakan Covid-19 yang nantinya memaksa pemerintah melakukan pembatasan, tentu akan membuat ekonomi kita terpuruk kembali. Dalam hal ini, kita harus memiliki kesadaran bersama agar mudik lancar kesehatan juga aman.

Kementerian terkait agar dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan operator angkutan darat,laut dan udara agar protokol Kesehatan dapat diterapkan selama mudik. Di daerah tujuan mudik juga diharapkan agar pemerintah daerah melalui Satgas Covid-19 melakukan pengawasan agar masyarakat dalam merayakan Idul Fitri tidak lengah menerapkan prokes.

Perayaan dan masa libur Idul Fitri di Indonesia merupakan momentum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, karena menjadi puncak perputaran uang terbesar di Indonesia dan merata karena akan terjadi aliran uang yang sangat deras dari kota ke daerah tujuan mudik. Tingginya animo mudik ini akan menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha.

Sektor industri transportasi seperti bus,travel,rental,kreta api,kapal laut,pesawat udara diperkirakan akan mengalami omzet yang signifikan. Dalam perjalanan mudik baik dengan memakai kenderaan pribadi,motor dan angkutan umum akan berdampak pada sektor usaha restoran,warung makan,oleh oleh khas daerah, kebutuhan BBM,tiket tol dan tiket penyeberangan yang ke wilayah Sumatera. Sedangkan sektor usaha di daerah tujuan mudik akan berdampak pada tujuan destinasi wisata, fashion/ baju muslim,UMKM setempat,kuliner,oleh oleh khas daerah/souvenir, hotel,café,rental dan lain lain.

Diperkirakan akan terjadi perputaran uang di kisaran Rp 28 triliun sampai Rp 42 triliun selama libur Lebaran tahun ini. Dengan asumsi jika jumlah yang mudik sekitar 85 juta orang dan rata rata per keluarga tiga orang, maka jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga. Jika rata rata per keluarga membawa minimal Rp 1 juta saja, maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit 28 triliun, jika membawa rata-rata Rp 1,5 juta per keluarga, maka potensi perputaran di kisaran Rp 42 triliun. Kita menghitung angka yang moderat dan minimal,mengingat sebahagian besar keuangan masyarakat kita masih belum pulih dan belum semua mendapatkan THR,namun semangat pulang kampung akibat dua tahun tidak bersilaturahmi menjadi dorongan hati yang tidak dapat terbendung

Uang yang mengalir ke daerah mudik tersebut sekitar 25?ri uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia untuk kebutuhan selama Idul Fitri 2022 sebesar Rp 175,2 triliun yang meningkat 13,42%  dari periode yang sama tahun 2021. Uang tersebut sekitar 58% mengalir paling banyak di Pulau Jawa antara lain ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jabodetabek dan Banten.

Kemudian ke wilayah Sumatra, Sulawesi ,Kalimantan dan Bali, NTB, Maluku dan Papua. Perputaran uang yang sangat besar ini akan menggenjot tumbuhnya konsumsi rumah tangga yang sangat tajam dan akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2022 yang ditargetkan sebesar 7%. Jika hal ini tercapai tentu akan dapat memberikan kontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 sebesar 5%-5,5%. Artinya, momentum Idul Fitri tahun ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Tentu kita dari pelaku usaha berharap agar masyarakat agar tetap prokes selama perjalanan mudik dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Kita belum bebas dari Covid-19, disiplin kita semua sangat diharapkan agar pasca liburan Idul Fitri tidak terjadi kasus baru lonjakan Covid-19, yang akhirnya akan menghambat proses pemulihan ekonomi kita.

Kepada penduduk daerah tujuan agar dapat memanfaatkan momentum liburan mudik tahun ini menjadi peluang usaha dengan menjual berbagai makanan khas daerah, batik serta souvenir khas daerah yang diminati para pemudik untuk dibawa kembali ke kotanya. Sehingga, liburan Idul Fitri tahun ini dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Kita doakan semua agar yang pulang kampung selamat dalam perjalanan dan juga selamat kembali ke kota masing masing dan meninggalkan susuatu yang berkesan bagi keluarga.

*Penulis adalah Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah dan Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER