Rokhmin Dahuri

Bintan dan Lingga Bisa Menjadi Poros Perikanan di Indonesia

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Daerah /
  4. Jumat, 9 Oktober 2020 - 20:35 WIB

Rokhmin Dahuri/Istimewa
Rokhmin Dahuri
Foto: Istimewa

Ada tiga alasan yang mendasari hal tersebut antara lain infrastruktur dan sarana memadai, konektivitas dan aksesibilitas ke jaringan pasar nasional maupun global, dan potensi sumber daya perikanan yang besar.

TOKOHKITA. Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Prof Rokhmin Dahuri menyebutkan, perairan Bintan dan Lingga bisa menjadi poros perikanan nasional. Asalakan, dilakukan secara terencana dan terukur, serta dipimpin oleh pemimpin yang kapable dan berakhlak baik. 

Menurut Rokhmin, pemimpin menjadi salah satu faktor penentu untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat dengan cara memajukan potensi yang ada di daerah tersebut. “Pemimpin itu harus kapable, mampu, strong dan baik. Jangan yang ditelepon saja susah, apalagi mau ditemui," kata Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) ini  pada Seminar Nasional Perikanan “Mewujudkan Bintan dan Lingga sebagai Poros Perikanan” di Hotel Comforta Tanjungpinang, Jumat (9/10/2020).

Untuk membangun daerah, Rokhmin bilang, pemerintah daerah juga perlu mendukung masuknya invetasi. Bukan sebaliknya mempersulit masuknya calon invetor. Pasalnya, untuk melakukan pembangunan tidak bisa mengandalkan sepenuhnya dari anggaran pemerintah yang terbatas, melainkan mengajak peran serta pihak swasta.

Rokhmin berkata, Perairan Batam, Bintan dan Lingga di Provinsi Kepulauan Riau sangat layak menjadi sentra industri perikanan nasional. Ada tiga alasan yang mendasari hal tersebut antara lain infrastruktur dan sarana memadai, konektivitas dan aksesibilitas ke jaringan pasar nasional maupun global, dan potensi sumber daya perikanan yang besar. “Wilayah Kota Batam dan Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Lingga berada sangat stretegis di jalur pelayaran internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia,” katanya, 

Rohmin juga memaparkan sejumlah rencana aksi yang bisa dilakukan untuk menjadikan perairan Bintan dan Lingga sebagai poros perikanan Indonesia. Termasuk, kesiapan dari para ilmuwan untuk membantu mewujudkan konsep itu. Jika konsep itu terwujud, tak hanya menguatkan ekonomi Kepri tapi nasional.

Adapun roadmap atau peta jalan menju Batam-Bintan-Lingga sebagai sentra industri perikanan nasional diantaranya pertama, peningkatan produksi perikanan tangkap berkelanjutan, sampai batas maximum sustainable yield (MSY) atau potensi produksi lestari. “MSY stok ikan yang ada di wilayah perairan laut Batam-Bintan-Lingga, Provinsi Kepri [perairan laut nasional dalam WPP- 711, dan laut internasional,” terang Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB itu.

Kedua, peningkatan produksi perikanan budidaya berbagai spesies unggulan secara berdaya saing, efisien, inklusif, dan berkelanjutan di perairan laut, payau, kolam air tawar, akuarium, dan wadah lainnya melalui revitalisasi/intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi spesies budidaya.

Ketiga, revitalisasi industri pengolahan hasil perikanan atau unit pengolahan ikan (UPI) yang ada saat ini (existing) supaya menghasilkan produk yang lebih berdaya saing global, efisien (profitable), dan berkelanjutan. Keempat, Pembangunan Industri Pengolahan Hasil Perikanan modern (State of the Art Technology) di Batam, Bintan, dan Lingga sesuai dengan permintaan pasar nasional maupun global, dengan kapasitas sesuai volume produksi dan impor secara terbatas dan terkendali.

Kelima, pembangunan industri pengolahan rumput laut penghasil ATC (carrageen chips) di Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan. Keenam, pembangunan industri pengolahan rumput laut penghasil refined carrageen di Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang.

Ketujuh, pembangunan industri pangan dan minuman fungsional, farmasi, dan kosmetik berbasis senyawa bioaktif (natural products) dari biota laut di Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang. Kedelapan, revitalisasi dan pembangunan infrastruktur baru untuk mendukung pembangunan industri perikanan seperti jaringan jalan, listrik, telkom, internet, air bersih, pelabuhan, dan lain-lain.

Kesembilan, Penyiapan dan pembangunan SDM berkualitas (knowledge, skills, etos kerja unggul, dan akhlak mulia) untuk mendukung pembangunan industri perikanan. Kesepuluh, Kebijakan politik ekonomi (moneter, fiskal, RTRW, iklim investasi, dan kemudahan berbisnis) yang kondusif dan atraktif. “Jika konsep itu terwujud, tak hanya menguatkan ekonomi Kepri dan nasional tapi juga menjadi solusi Indonesia maju keluar dari negara dengan pendapatan menengah (midle incame country),” tukas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu. 

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER