Jeanne Noveline Tedja.

Mencetak Anak yang Produktif

  1. Beranda /
  2. Opini /
  3. Jumat, 9 Oktober 2020 - 11:15 WIB

Jeanne Noveline Tedja/Dokumen pribadi
Jeanne Noveline Tedja
Foto: Dokumen pribadi

Agar bisa menjadi produktif, anak membutuhkan input maksimal berupa pemenuhan hak-haknya sejak dia berada dalam kandungan ibunya. Pemenuhan hak-hak ini berupa pemenuhan kebutuhan agar anak sejahtera.

Dalam berbagai kesempatan, banyak sekali orang tua yang bertanya pada saya mengenai bagaimana mencetak anak yang produktif. Definisi produktifitas menurut Husein Umar seorang pakar Manajemen SDM adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

Agar bisa menjadi produktif, anak membutuhkan input maksimal berupa pemenuhan hak-haknya sejak dia berada dalam kandungan ibunya. Pemenuhan hak-hak ini berupa pemenuhan kebutuhan agar anak sejahtera. Mengupayakan kesejahteraan anak menjadi tanggung jawab dan kewajiban orangtua, tak lain karena anak adalah individu yang rentan dan bergantung sepenuhnya kepada orang dewasa (orang tua / keluarga).

Anak-anak tidak dapat membela dirinya sendiri dikarenakan masih dalam tahap perkembangan baik secara fisik maupun mental. Mereka dilahirkan dengan kebutuhan untuk mendapatkan perawatan dan perhatian orang dewasa agar dapat hidup dan bertumbuh kembang. Oleh karena itu, hak kesejahteraan anak menjamin pemenuhan kebutuhan fisik, emosional dan intelektual dengan mendapatkan nutrisi yang cukup, tempat tinggal, keamanan, kesehatan fisik dan kesehatan non-fisik, seperti kasih sayang dan stimulus intelektual (dirumah dan disekolah) serta rasa aman secara emosional.

Sedangkan indikator anak yang sejahtera adalah keebutuhan anak atas identitas, kasih sayang, Pendidikan, Kesehatan, dan hak lainnya terpenuhi, kesempatan sosial untuk mengaktulisasi diri, berinteraksi dengan lingkungan, mempunyai kepercayaan diri untuk mencapai tujuan dan menghadapi tantangan–dimaksimalkan, agar bisa menjadi manusia berkualitas di masa depan. Selanjutnya, mereka terhindar dari masalah sosial anak (misalnya menjadi korban atau pelaku kekerasan, pengguna narkoba, dan sebagainya.

Untuk itu, peran orang tua dalam mendukung produktivitas anak sangat penting antara lain, menjaga kualitas diri sebagai orangtua dan keluarga yang akan berpengaruh pada kualitas anak, karena kualitas kehidupan individu, sangat ditentukan oleh kualitas keluarga/orangtua. Selanjutnya, orang tua menempatkan diri bukan sebagai ‘pemilik anak’ namun sebagai ‘pihak’ yang bertanggung jawab dalam ‘menyiapkan’ anaknya agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Di sisi lain, orang tua juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang membantu anak untuk meraih potensi maksimum dalam hal perkembangan fisik, intelektual, dan psikologis/mental. Selain itu, orang tua wajib dukung mimpi dan keinginan anak untuk produktif.

Yang terang, bagaimana anak dibesarkan (secara fisik, emosional, intelektual) sangat berhubungan dengan kemampuan mereka sebagai individu yang produktif di masyarakat nantinya. Adapun strategi menciptakan lingkungan yang membantu anak untuk meraih potensi maksimum dalam hal perkembangan fisik, intelektual, dan psikologis/mental antara lain, menciptakan pola hidup sehat dan seimbang, pengasuhan yang seimbang dan harmonis oleh ibu dan ayah, penuhi semua hak dan kebutuhan anak semaksimal mungkin.

Pendekatan lain yang harus diperhatikan adalah ketika menyekolahkan anak tidak lantas menggugurkan kewajiban orang tua untuk mendidik anak. Orang tua tetaplah menjadi pendidik utama anak dan harus mau mendengarkan dan menghargai pendapat atau pandangan anak. Sesekali, orang tua juga perlu memuji anak bila mereka melakukan kebaikan dan hal-hal yang positif.

Yang tak kalah penting juga adalah orang tua harus mengarahkan minat dan bakat anak pada kegiatan yang positif, tidak hanya dalam bidang akademis, namun juga seni dan olahraga, selalu mengedepankan prinsip 'kepentingan terbaik anak' dalam mengambil setiap keputusan yang menyangkut anak. Karena merekalah yang akan menjalani kehidupan mereka. Pada akhurnya, didiklah anak sesuai zamannya, dengan tetap memberikan pengawasan dan aturan yang sesuai.

Dengan strategi dan pendekatan tersebut, diharapkan bisa melahirkan anak-anak yang produktif dengan ciri-ciri antara lain, berpikir positif, percaya diri, berpendidikan dan mempunyai wawasan yang luas, mempunyai mimpi (target, tujuan, cita-cita) yang ingin dicapai dan membuat perencanaan untuk mencapainya, optimis mampu mengejar mimpi.

Anak produktif juga memiliki ciri dfkus, konsisten dan disiplin dalam mengejar mimpi, bnerani menentukan pilihan, bersikap tegas atas pilihan untuk masa depan yang lebih baik, memiliki inisiatif tinggi dan memotivasi orang lain untuk mampu mengejar mimpi, serta memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik, lebih cepat, dan lebih banyak mimpi yang bisa dicapai.

Dengan demikian, produktivitas ini akan berdampak positif bagi masa depan anak. Sebab, anak akan tumbuh menjadi individu yang mandiri, terbiasa berfikir kritis, kreatif dan inovatif, bermanfaat bagi orang banyak, mempunyai etos kerja yang baik dan m enjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Dengan menyiapkan kondisi yang produktif pada anak, maka akan menumbuhkan leadership skill (kapabilitas kepemimpinan), sehingga pada masa mendatang sudah siap menjadi calon pemimpin bangsa masa, yang memiliki jiwa semangat juang tinggi dan tidak mudah menyerah. Mereka nantinya akan selalu berfikir positif terhadap diri sendiri karena mampu melakukan hal yang bermanfaat dan mampu mengembangkan network yang luas. 

*Penulis adalah pemerhati anak dan kota layak anak

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER