Rokhmin Dahuri

Laut Bisa Menjadi Tulang Punggung Indonesia dan Malaysia

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Minggu, 25 Agustus 2019 - 21:21 WIB

Menurut Ketua Masyarkat Akuakultur Indonesia (MAI) ini, laut mempunyai kesempatan dan juga kekuatan untuk menjadi tulang punggung bagi negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia.

TOKOHKITA. Pakar Ekonomi Maritim Rokhmin Dahuri MS berbagi inspirasi, ilmu, dan juga cita-citanya membangun hubungan yang baik antara dua negara bersaudara, Indonesia-Malaysia, saat berbicara di hadapan civitas akademika University Malaysia Terengganu (UMT), Terengganu, Malaysia, baru-baru ini.

Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan IPB Bogor itu memberikan penghormatan yang tinggi kepada Malaysia, dan berharap Indonesia mampu mencontoh segala yang baik yang datang darimana saja, termasuk negara jiran tersebut. Dengan gayanya yang khas, terbuka, ringan dan penuh data, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan di era Kabinet Gotong Royong itu memberikan inspirasi kepada semua yang hadir terutama para mahasiswa, agar mereka memiliki cita-cita yang tinggi, melebihi batasan-batasan yang mereka miliki.

“Tapi jangan lupa belajar yang maksimal. Bekerja yang keras. Serta meminta pertolongan kepada Allah. Saya anak nelayan, tapi hari ini dengan pertolongan Allah saya diberi kesempatan untuk memberikan manfaat yang besar kepada bangsa saya, negara saya, bahkan dunia. Maka jangan pernah berkecil hati apapun status sosial yang kita miliki,” ujar Rokhmin dalam keterangan resminya Sabtu (24/8/2019).

Menurut Ketua Masyarkat Akuakultur Indonesia (MAI) ini, laut mempunyai kesempatan dan juga kekuatan untuk menjadi tulang punggung bagi negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia. Mulai dari hasil lautnya, baik produksi ikan tangkap ataupun budidaya, industri pariwisata, lalulintas perdagangan, bahkan termasuk industri kreatif yang bisa diolah darinya. Alhasil, mampu menghasilkan banyak sekali peluang dan sumber kesejahteraan. “Secara kasar, laut Indonesia bisa mampu menyerap 40 juta tenaga kerja,” kata Rokhmin yang selalu menjadi bintang kelas sejak bangku SD hingga kuliah.

Meski demikian, masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan Indonesia untuk sampai pada tahap kesejahteraan yang lahir dari lautan yang dimilikinya. Rokhmin juga sangat mengapresiasi keberadaan University Malaysia Terengganu (UMT) karena menjadi satu-satunya universitas di Malaysia yang memiliki disiplin ilmu tentang segala sumber daya kelautan Malaysia.

Melalui universitas ini, Malaysia menggali potensi dan juga mengajarkan ilmu tentang kelautan. Di UMT, mahasiswa dididik intelektualnya agar melahirkan tenaga-tenaga penggerak di bidang kelautan dan perikanan. Mereka mengelola sumber daya laut dan segala biodiversity yang dimilikinya. Mereka juga akan mengembangkan tenaga alternatif yang bersumber dari lautan. Bahkan para akademisi ini mendapatkan tugas dari negara untuk mewujudkan lini baru ekonomi yang berbasis kelautan di Malaysia.

Salah satu yang akan didorong agar lebih maksimal adalah pertumbuhan jumlah wirausahawan yang ada di Malaysia. “Di Malaysia, jumlah wirausahawan sekitar 5?ri jumlah penduduknya. Sementara enterprenuer di Indonesia baru mencapai 3,1?ri jumlah penduduknya. Bank Dunia menetapkan, standar minimal sebuah negara yang baik iklim usahanya adalah negara dengan jumlah enterprenuer 7?ri jumlah penduduknya,” ungkap Rokhmin.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER