Rokhmin Dahuri
Sektor Kelautan dan Perikanan Modal Indonesia Bisa Maju dan Berdaulat
Indonesia masih dihadapkan pada banyak masalah dan tantangan dalam menuju Indonesia Emas. Atas dasar itu dibutuhkan pendekatan sistem untuk memajukan dan mensejahterakan provinsi daerah kepulauan menuju Indonesia Emas Pada 2045.
TOKOHKITA. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menyatakan Indonesia memiliki potensi atau modal dasar pembangunan yang sangat besar dan lengkap untuk menjadi negara-bangsa yang maju, adil-makmur, dan berdaulat.
"Peluang Indonesia menjadi negara maju, adil, makmur dan berdaulat, yakni dengan memanfaatkan potensi kekayaan alam dari sektor kelautan dan perikanan," ujarnya saat memberikan Kuliah Umum Di Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Negeri Padang, Kampus UNP, Padang, Selasa (21/3/2023)
Meski demikian, Indonesia masih dihadapkan pada banyak masalah dan tantangan dalam menuju Indonesia Emas. Atas dasar itu dibutuhkan pendekatan sistem untuk memajukan dan mensejahterakan provinsi daerah kepulauan menuju Indonesia Emas Pada 2045. Hanya saja, karena belum ada Peta Jalan Pembangunan Bangsa (Nasional) yang komprehensif dan benar, serta dilaksanakan secara berkesinambungan, maka kualitas SDM relatif rendah, dan defisit kepemimpinan baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, hingga desa.
“Tantangan pembangunan utama Indonesia adalah bahwa sudah 77 tahun merdeka, tetapi status pembangunannya baru sebagai negara berpendapatan-menengah bawah (lower-middle income country), belum sebagai negara yang maju, adil-makmur, dan berdaulat sebagaimana cita-cita Kemerdekaan RI),” ujar Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan ini.
Dalam paparannya, Rokhmin Dahuri menjelaskan, Indonesia memiliki empat modal dasar pembangunan dengan jumlah penduduk 278 juta orang dengan jumlah kelas menengah yang terus bertambah dan dapat bonus demografdi dari 2020 – 2040, merupakan potensi daya saing dan pasar domestik yang luar biasa besar melalui kekayaan sumber daya alam (SDA) baik di darat maupun di laut.
Posisi geoekonomi dan geopolitik yang sangat strategis, yang mana 45?ri seluruh komoditas dan produk dengan nilai US$ 15 trilun per tahun dikapalkan melalui ALKI (Alur Laut Kepulaun Indonesia). Bahkan, Selat Malaka (ALKI-1) merupakan jalur transportasi laut terpadat di dunia, yakni 200 kapal per hari.
Kemudian, rawan bencana alam (70% gunung berapi dunia, tsunami, dan hidrometri). “Mestinya sebagai tantangan yang membentuk etos kerja unggul (inovatif, kreatif, dan entrepreneur) dan akhlak mulia bangsa,” terangnya.
Rokhmin menerangkan sejumlah permasalahan dan tantangan pembangunan Indonesia, antara lain pertumbuhan ekonomi rendah (< 7>
Buku mengenai lingkungan hidup kedua yang mengguga
Editor: Tokohkita