Puan Maharani

Akses Air Bersih Adalah HAM Mendasar

  1. Beranda /
  2. Parlemen Kita /
  3. Kamis, 16 Februari 2023 - 21:56 WIB

Akses ke air bersih dan sanitasi adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang mendasar. Namun, pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi membutuhkan investasi yang tidak sedikit

TOKOHKITA. Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menegaskan bahwa kehadiran akses air bersih merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi seluruh orang. Maka dari itu, dirinya mengungkapkan kehadiran negara maju membantu negara berkembang terkait layanan sanitasi dan air bersih menjadi penting adanya. Hal tersebut disampaikannya di sidang parlemen internasional di Markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

“Akses ke air bersih dan sanitasi adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang mendasar. Namun, pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi membutuhkan investasi yang tidak sedikit,” kata Puan dalam rilis, Kamis (1r/2/2023). Puan turut pula melakukan intervensi di hadapan perwakilan parlemen-parlemen dunia dalam sidang bertemakan ‘Pembiayaan Infrastruktur untuk Sanitasi dan Layanan air: Tantangan Triliunan Dolar’ di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (14/2/2023) waktu setempat.

Diketahui, agenda ini kerja sama PBB dengan Inter-Parliamentary Union (IPU) yang merupakan forum parlemen internasional. Selain Puan, perwakilan DPR RI lainnya yang turut mengikuti agenda ini adalah Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon.

Lebih lanjut, menurut Puan, pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi yang membutuhkan investasi terjadi di tengah latar belakang kesenjangan pendanaan yang masif. Padahal, salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terdapat pada sektor lingkungan hidup untuk memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi.

“Secara global, pembiayaan SDGs jauh dari harapan, dengan perkiraan kesenjangan tahunan lebih dari USD 4 triliun,” ucap Mantan Menko PMK ini.

Sementara itu di sektor air, investasi publik masih menjadi sumber utama pengeluaran yang mencapai sekitar 86 persen, di mana sektor swasta hanya menyumbang 2 persen dari total pengeluaran. Oleh karena itu, kata Puan, memobilisasi investasi dan pembiayaan SDGs ke negara berkembang harus diprioritaskan.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER