Rokhmin Dahuri

Potensi Perikanan Tangkap Menjanjikan, Pemkot Kendari Harus Terus Membina Nelayan

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Jumat, 2 Oktober 2020 - 23:01 WIB

Rokhmin juga menjabarkan, lima kawasan strategis Kota Kendari. Pertama, kawasan Teluk Kendari dan CBD, yang menjadi pusat konservasi, pusat kegiatan pariwisata, wisata mangrove, pusat pemerintahan, pusat kegiatan komersial dan jasa di Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Poasia.

TOKOHKITA. Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) 2020-2024 mengadakan serangkaian kegiatan dalam kunjungan kerjanya di Kota Kendari, pada 1-3 Oktober 2020. 

Dalam kesempatan ini, Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) ini didampingi sejumla direktur dari KKP antara lain Muhammad Yusuf (Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil), Ady Candra (Kepala Subdit Pelabuhan Perikanan Pantai), dan Machmud (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan). 

Rokhmin bersama rombongan meninjau TPI PPI Kota Kendari, Pelabuhan Perikanan Samudera, Kendari, dan Kendari Water Front City. Pada Jumat (2/10/2020), Rokhmin diminta menjadi nara sumber rapat koordinasi dalam rangka akselerasi pembangunan di Kota Kendari. Acara tersebut dibuka oleh Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir, serta dihadiri seluruh SKPD dan stakeholder Kota Kendari.

Kunjungan kerja ini juga terkait posisi Guru Besar Kelautan dan Ilmu Perikanan IPB University ini diangkat sebagai Tim Percepatan Pembangunan Kota Kendari Bidang Perencanaan Perikanan. SK pengangkatan tersebut diteken Walikota Kendari, H Sulkarnain K, tanggal 14 September 2020.

Rokhmin mengungkapkan, alasan pihaknya menyambangi Kota Kendari ingin menyaksikan langsung sejumlah potensi di sektor perikanan Kota Lulo. “Potensi hasil perikanan tangkap Kota Kendari cukup menjanjikan. Ini perlu kita genjot dan tingkatkan,” kata Rokhmin.

Kendati demikian, Rokhmin meminta pihak Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dan Dinas Perikanan Kota Kendari agar tetap membina para nelayan khususnya untuk meningkatkan kualitas dan standar penanganan ikan. “Waktu ekspor perdana ke Jepang, bekerja sama dengan Menkeu Sri Mulyani, itu masih kekurangan bahan baku, hanya 10 persen yang layak. Jadi, saya harap skill nelayan ditingkatkan supaya lebih produktif lagi,” harapnya.

Dia juga berharap, keberadaan PPS ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap nelayan dan bisa menguntungkan bagi pemerintah Kota Kendari. Di kesempatan yang sama, Sulkarnain mengapresiasi dukungan KKP. Dirinya berjanji akan menindaklanjuti arahan KKP untuk meningkatkan skill nelayan dalam mencari dan mengelola hasil tangkapan. 

Pasalnya, potensi hasil perikanan khususnya hasil tangkap ikan di Kota Kendari cukup melimpah yakni sekira 90 ton/hari. Rinciannya, 75 ton/per hari berhasil di daratkan di PPS dan 15 ton/hari di daratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kendari. “Pendampingan terus kita lakukan. Saya sudah instruksikan Dinas Perikanan Kota Kendari untuk terus melakukan pendampingan dan edukasi kepada nelayan. Baik yang ada di pesisir maupun yang ada di PPS dan TPI Kendari,” kata Sulkarnain. 

Sementara itu pada rakor dalam rangka akselerasi pembangunan di Kota Kendari, Rokhmin  menyebutkan potensi dan tingkat pembangunan Kota Kendari. Yakni, tempat persinggahan para pelaut dari Eropa maupun nusantara sejak abad ke-18, pusat pemerintahan (ibukota) Provinsi Sulawesi Tenggara, dan pintu gerbang menuju Kab./Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. “Sektor unggulan pembangunan kota Kendari adalah pertanian, perikanan, industri dan perdagangan, dan pariwisata,” bebernya.

Rokhmin juga menjabarkan, lima kawasan strategis Kota Kendari. Pertama, kawasan Teluk Kendari dan CBD, yang menjadi pusat konservasi, pusat kegiatan pariwisata, wisata mangrove, pusat pemerintahan, pusat kegiatan komersial dan jasa di Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Poasia.

Kedua, kawasan Kota Lama: pengembangan pariwisata, sosial budaya (heritage), Jembatan TK dan kegiatan perdagangan dan jasa di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Kendari Barat. Ketiga, awasan Pelabuhan dan Industri: Pulau Bungkutoko (KNP) serta Kawasan Industri Abeli-Nambo (±2.000 Ha), Kawasan Minapolitan di Kecamatan Abeli-Nambo yang memiliki nilai ekonomi dan transportasi strategis skala regional.

Keempat, kawasan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Provinsi: Kecamatan Kambu sebagai pusat pertumbuhan baru di bagian selatan. Kelima, kawasan terminal: Kecamatan Baruga dan Kecamatan Puuwatu sebagai simpul transportasi regional dengan tingkat pertumbuhan kawasan yang cepat.

Terkait pembangunan ekonomi, Rokhmin mengemukakan pentingnya pengembangan industri sektor-sektor ekonomi unggulan: kelautan-perikanan, industri manufaktur, industri kreatif, pariwisata, dan perdagangan & jasa. “Juga, pembangunan Kawasan Industri Terpadu berbasis: perikanan, MAMIN, meubel, perkebunan (kelapa, kakao, sawit  dan  kacang mete), industri kreatif, dan pariwisata,” sebutnya.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER