Korea Friendship Assosiation Dorong Rokhmin Masuk Kabinet Jokowi-Maruf

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Sabtu, 20 Juli 2019 - 22:16 WIB

Rokhmin Dahuri/Dokumen pribadi
Rokhmin Dahuri
Foto: Dokumen pribadi

Rokhmin juga mengerti betul bahwa potensi laut bukan hanya kekayaan ikannya tapi juga kekayaan lainnya termasuk biota yang tersebar luas di bawah laut yang sangat luas yang dimiliki Indonesia

TOKOHKITA. Ketua Umum Indonesia Korea Friendship Assosiation (IKFA) Adhi Wargono memberikan dukungan penuh agar Rokhmin Dahuri dipercaya oleh presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-KH Ma’ruf Amin menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan atau bahkan Menko Kemaritiman, untuk menyelesaikan tugas periode pertama Jokowi dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Rokhmin dinilai memiliki pemikiran pemikiran dahsyat dibidang kemaritiman, khususnya bidang kelautan. Rokhmin juga mengerti betul bahwa potensi laut bukan hanya kekayaan ikannya tapi juga kekayaan lainnya termasuk biota yang tersebar luas di bawah laut yang sangat luas yang di miliki Indonesia," katanya, Sabtu (20/7/2019.

Menurut Adhi, Rokhmin memperoleh kepercayaan dari pihak Korea Selatan. Selain dari Provinsi Busan juga Pulau Jeju, yang mana diberikan kehormatan sebagai Duta Besar Khusus Jeju Island. "Rokhmin yang saat ini menjadi pengajar pasca sarjana Intstut Pertanian Bogor (IPB) juga memiliki basis politik cukup kuat, yakni Ketua Bidang Kemaritiman DPP PDI Perjuangan," terang dia.

Selain menjadi pengajar, Rokhmin juga sering menjadi dosen tamu di berbagai universitas di dalam maupun luar negeri dalam ilmu yang ditekuninya, kelautan dan perikanan. Salah satu pemikirannya tentang “Optimalisasi Visi Negara Maritim dalam Pembangunan Daerah” disampai dalam Focus Group Discussion (FGD), Rabu 17 Juli lalu yang diselenggarakan oleh Kelompok Suara Pembaruan.

Kemudian, dalam artikel yang diterbitkan oleh Harian KOMPAS, Kamis 11 Juli 2019, Rokhmin menulis artikel dengan judul “Membangun Raksasa Ekonomi Squakultur yang Tertidur”. Ia menyebutkan antara lain, di tengah Ketidakpastian ekonomi global dan perang dagang antara AS dengan China, Indonesia harus mengembangkan “Ekonomi Akuakultur”. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang 75% wilayahnya berupa laut serta 28 wilayah daratnya terdiri dari sungai, rawa, danau dan waduk, maka potensi perikanan budi daya harus dikembangkan. “Kita memiliki jenis ikan terbanyak di dunia. 35 juta ton potensi ada di air payau, dan 20 juta ton ada di perairan umum darat.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER