Rokhmin Dahuri

Peran PDIP Sebagai Partai Ideologis Ingin Menjadi Match Maker Antara Peneliti

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Kamis, 21 September 2023 - 20:36 WIB

Rokhmin Dahuri,
Rokhmin Dahuri,
Foto:

Hasto menyebut, bahwa peletakan batu pertama bangunan IPB University dilakukan oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno atau Bung Karno pada tahun 1952. Dimana, kini bangunan IPB University masih berdiri kokoh hingga saat ini.

TOKOHKITA. Pendiri dan peneliti senior Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS mengatakan, Indonesia itu dalam masalah sains teknologi dan inovasi masalah utamanya justru itu istilah Presiden Jokowi adalah hilirisasi atau scilling up (skala lab) Cuma hanya berakhir pada prototipe atau invasion sehingga kita tetap impor untuk memenuhi kebutuhan (barang jadi) dalam negeri.

Demikian dikatakan Prof. Rokhmin Dahuri saat melakukan pertemuan dan dialog ketahanan pangan bersama peneliti IPB di Kampus IPB University pada Kamis (21/9) pagi. Hadir Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

Kehadiran Hasto dan rombongan ini disambut langsung oleh Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan LPPM IPB University, Prof. Dr. Yonvitner beserta jajaran civitas IPB University. Semangat kami di PDIP seperti yang menjadi cita-cita ketua umum Ibu Megawati bagaimana peran PDIP sebagai partai ideologis ingin menjadi match maker atau penjodoh antara peneliti yang produknya hanya sampai prototipe dengan dunia industri, ujar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University itu.

Prof. Rokhmin Dahuri berharap kunjungan tersebut menjadi langkah awal agar kedepan PDIP terus menyerap dan menjembatani para peneliti di kampus-kampus sehingga dapat mendorong budaya riset lebih maju dan berkembang serta banyak menghasilkan produk yang dapat berguna untuk Masyarakat dan bangsa Indonesia.

Dan mudah-mudahan pada 2024 ide-ide besar membangun bangsa kita lanjutkan dan lebih kuat. Kita juga sangat berharap kehadiran sekjen PDIP sebagai kehadiran partai agar bisa mengembangkan produk industri agar kita impor terus, kata ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia itu

Dalam kesempatan itu, Hasto menyebut, bahwa peletakan batu pertama bangunan IPB University dilakukan oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno atau Bung Karno pada tahun 1952. Dimana, kini bangunan IPB University masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Hari ini kami bersama Prof Rokhmin Dahuri berkunjung ke PKSPL di IPB yang ternyata seperti apa yang disampaikan oleh Bung Karno, bahwa kampus harus menjadi tempat penguasaan ilmu dan pengetahuan, riset dan inovasi, untuk kemajuan bangsa, kata Hasto.

 

Sekjen PDIP tersebut mengatakan, di kampus IPB menemukan suatu semangat suatu energi positif melalui invasion yang kemudian akan menjadi posisioning yang penting bagi Indonesia dalam membangun. Dengan kepemimpinannya melalui pangan, melalui riset, ujar Hasto.

 

 

Politisi asal Yogyakarta ini pun teringat keinginan dari Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri soal peta tanaman berdasarkan geografinya.

 

Di mana, Megawati ingin membagi 12 wilayah Indonesia berdasarkan kekayaan tumbuh-tumbuhan

 

Karena, Hasto menyebut Megawati sangat menaruh perhatian terhadap tumbuh-tumbuhan yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi, Megawati meyakini bahwa tumbuh-tumbuhan bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat agar tak tergantung pada produk impor.

 

Nah, Ibu (Megawati) itu ingin buat ini, jadi ini misalnya peta Indonesia, lalu dibagi dalam 12 (wilayah), ini ada rasionalitas secara geostrategic, dibagi 12, kata Hasto.

 

 

Lalu, untuk merancang ini (Ilmu Sistematik Geografi dan Sosiologi tumbuh-tumbuhan), masyarakat kita punya (data) tradisi makannya apa, misalnya dalam gelombang pertama antara Aceh sampai Sumatera Utara, apa bulan Januari yang bisa mereka produksi, bulan Februari apa, nah Ibu kepengen itu, sambung Hasto.

 

Namun, Hasto menyebut jika Megawati ingin peta tumbuh-tumbuhan dibuat secara dinamis dari Aceh hingga Papua.

 

Sebab, perlu disadari bahwa setiap daerah memiliki potensi tumbuh-tumbuhan yang berbeda.

 

Tetapi itu secara dinamis, sampai pada ke Papua, sehingga masa nanti kita di sini musim durian, di sana enggak. Di sini umbi-umbian di sana enggak. Nah sampai pada sistem distribusi dan memenuhi kebutuhan, kedualuatan pangan untuk kesejahteraan (masyarakat), jelas dia.

 

Diketahui, acara tersebut dalam rangkaian kegiatan pra rapat kerja nasional (Rakernas) IV yang akan digelar pada 29 September 2023.

 

Forum tersebut akan mengangkat Tema Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat dengan Sub Tema Pangan Lambang Supremasi Kepemimpinan Negara Pada Dunia

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER