Kerugian Ekonomi Indonesia Capai Rp 544 Trilun Akibat Perubahan Iklim

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. LINGKUNGAN /
  4. Senin, 21 Agustus 2023 - 17:37 WIB

Potensi kerugian ini berasal dari penggenangan pesisir laut, kecelakaan kapal, penurunan produksi beras hingga berdampak pada isu kesehatan.

TOKOHKITA. Dampak perubahan iklim yang sedang terjadi berpotensi merugikan perekonomian Indonesia. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Suharso Manoarfa menyebutkan pada periode tahun 2020-2024 Indonesia diprediksi mengalami kerugian ekonomi Rp 544 trilun akibat perubahan iklim.

Potensi kerugian ini berasal dari  penggenangan pesisir laut, kecelakaan kapal, penurunan produksi beras hingga berdampak pada isu kesehatan. "Saya menyaksikan sendiri bagaimana mangrove hilang. Saya datang ke pulau Gili-Gili di NTB yang terjadi abrasi dan 4 meter setiap tahun mereka kehilangan tanah di depanya," jelas Suharso dalam Dialog Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, dipantau secara daring, Senin (21/8).

Penggenangan air laut menyebabkan kenaikan air laut di Indonenesia. Ia mengatakan, rata-rata kenaikan air laut Indonesia saat ini mencapai 0,8 cm-1,2 cm/tahun. Indonesia sebagai negara yang dikelilingi kepulauan diprediksi akan kehilangan 199 kabupaten/kota dan 23 juta jiwa masyarat pesisir pada tahun 2050. "Oleh karena itu perlu sebuah intervensi kebijakan. Sudah banyak kota indonesia yang terendam secara permanen misalnya Pekalongan," kata Suharso.

Sejatinya, krisis pangan di prediksi akan melanda dunia pada tahun 2050 sebagai dampak dari perubahan iklim. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan imbas dari pemanasan global ini akan berdampak pada krisis air dan muaranya terjadi peningkatan kerentanan pangan. 

"Pada tahun 2050 terjadi peningkatan kerentanan pada stok pangan dunia. Hampir seluruh dunia termasuk Indonesia terkena akan terkena krisis pangan," jelasnya di kesempatan yang sama Ia bilang pada tahun 2023 sendiri kondisi dunia menunjukan rekor terpanas dari tahun tahun sebelumnya. 

Perubahan iklim ini memberikan tekanan tambahan pada sumber daya air yang sudah langka yang menghasilkan water hotspot yang tidak dapat dikonsumsi oleh masyarakat.  "Itu tidak padang bulu, negara maju atau berkembang Amerika, California, Afrika memiliki nasib yang sama terkiat perubahan iklim," jelas Dwikorita  

Di Indonesia sendiri tercatat sejak tahun 2.000 an suhunya semakin panas. Hal ini terlihat dari kecenderungan kenaikan suhu yang seragam dengan tingkat kenaikan yang bervariasi.  Laju peningkatan suhu terbesar terjadi di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera bagian selatan dan area Jakarta dan sekitarnya. 

 

 

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER