Rokhmin Dahuri

ICAI 2021 Kupas Pengembangan Perikanan Budidaya Perairan

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Kamis, 28 Oktober 2021 - 21:43 WIB

ICAI 2021 akan membahas sejumlah hal terkait pengembangan pembangunan perikanan budidaya perairan melalui sesi pleno, sesi ilmiah dan teknis, pameran teknologi akuakultur, presentasi poster dan video, pertemuan bisnis, dan jejaring rekan kerja.

TOKOHKITA. Konferensi Internasional Perikanan Budidaya atau International Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI) 2021 resmi dibuka di Kota Semarang, Kamis (28/10/2021). ICAI 2021 merupakan forum penting dan strategis dalam rangka mengembangkan budidaya perikanan untuk manfaat sebesar-besarnya bagi warga dunia secara berkelanjutan.

"Kita harus bekerja secara cerdas dan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan asosiasi seperti Masyarakat Akuakultur Indonesia, dari semua negara di dunia,” kata Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Prof. Rokhmin Dahuri dalam sambutannya dalam pembukaan ICAI 2021

Dalam kesempatan tersebut, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University ini menyebutkan, salah satu tantangan terbesar menghadapi peradaban manusia di abad 21 adalah bagaimana menyediakan kebutuhan manusia yang semakin meningkat akan pangan, sandang, obat-obatan dan vitamin, perumahan, air, energi, mineral, dan kebutuhan manusia lainnya di planet bumi, yang mana kapasitasnya untuk memproduksi kebutuhan manusia tersebut adalah terbatas.

“Dengan semakin berkurangnya sumber daya alam di darat (ekosistem terestrial) atau semakin sulit dikembangkan, maka peran perikanan dan budidaya dalam mendukung pembangunan ekonomi dan peradaban manusia yang berkelanjutan akan semakin penting dan strategis,” jelas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Meski demikian, Rokhmin bilang, dengan menerapkan best aquaculture practices, integrated supply chain management system, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, maka akuakultur tidak hanya dapat menghasilkan protein hewani berupa ikan, krustasea, dan moluska, tetapi juga invertebrata, alga mikro, alga makro (rumput laut), dan organisme lain yang menghasilkan senyawa bioaktif sebagai bahan baku pangan fungsional, industri farmasi, kosmetik, serat, film, biofuel, dan industri lainnya.

"Dalam dua dekade terakhir Cina telah mampu membudidayakan padi di ekosistem laut. Dengan kemajuan bioteknologi, nanoteknologi, dan teknologi informasi digital, saya sangat yakin bahwa akuakultur dapat menghasilkan hampir semua komoditas dan produk yang dibutuhkan manusia secara berkelanjutan," ungkapnya.

Menurut Rokhmin, pada saat ini, ICAI 2021 sangat penting dan bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat dunia secara keseluruhan. Yakni, dalam rangka mengembangkan budidaya perikanan untuk manfaat sebesar-besarnya bagi warga dunia secara berkelanjutan, maka kita harus bekerja secara cerdas dan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan asosiasi seperti MAI, dari semua negara di dunia.

Sebagai informasi, ICAI 2021 akan membahas sejumlah hal terkait pengembangan pembangunan perikanan budidaya perairan melalui sesi pleno, sesi ilmiah dan teknis, pameran teknologi akuakultur, presentasi poster dan video, pertemuan bisnis, dan jejaring rekan kerja.

ICAI 2021 juga menyajikan dan menyediakan pertama, ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di bidang akuakultur termasuk pemuliaan dan rekayasa genetika, pakan dan nutrisi, manajemen kualitas tanah dan air, pengendalian hama dan penyakit, rekayasa budidaya, mesin dan peralatan budidaya, dan biosekuriti. Kedua, pertukaran informasi dan teknologi antar peserta.

Ketiga, ICAI 2021 menjadi wadah untuk menjalin kerjasama dan silaturahim antar peserta penelitian dan pengembangan (R&D), pendidikan & pelatihan, investasi dan bisnis di bidang budidaya. “Saya berharap ICAI 2021 ini dapat memberikan banyak manfaat dan dampak positif yang luas tidak hanya bagi Indonesia dan bangsa lain yang hadir, tetapi juga bagi peradaban umat manusia secara keseluruhan,” harap Rokhmin.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER