Abdul Bari

Tujuh Cara Emosi Menghilangkan Potensi Terbaik Kita

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Gaya Hidup /
  4. Kamis, 9 September 2021 - 17:06 WIB

Abdul Bari/Istimewa
Abdul Bari
Foto: Istimewa

Saat Kita merasa sedih, kita mungkin tergoda untuk mengasingkan diri. Tetapi menarik diri dari teman dan keluarga dapat memperburuk penderitaan. Hanya sedikit orang yang terhibur dengan duduk di sofa sendirian.

Merasa kecewa, sedih, atau marah adalah hal yang normal yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika kita tidak tahu bagaimana cara mengendalikan emosi hal tersebut dapat merugikan diri sendiri bahkan orang lain.

Bagi saya pribadi, emosi bukan hal buruk ataupun baik. Bagaimana kita memilih untuk menghadapi emosi-emosi itulah yang membuat semua perbedaan. Menyadari emosi, dan memahami bagaimana mengendalikan emosi itu sehingga emosi tersebut tidak mengendalikan kita, adalah kunci sukses. Emosi memengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku. Jadi, penting untuk menyadari bagaimana reaktivasi emosional dapat mengubah persepsi, dan pada akhirnya, perilaku Kita.

Dari hasil riset dan bacaan yang saya lakukan terkait pengelolaan emosi, setidaknya ada tujuh cara atau jalan emosi dapat menghilangkan potensi terbaik yang kita miliki. Tujuh cara tersebut saya kutip dari berbagai sumber, mulai dari referensi senior saya, bacaan yang ada, termasuk analisa pribadi.

Pertama, kemarahan bisa membuat kita melakukan hal-hal yang kita sesali nanti. Marah terjadi ketika kita sudah kehilangan kesabaran. Kehilangan kesabaran berbahaya karena menyebabkan amarah mengendalikan. Ketika itu terjadi bisa jadi kita memiliki kecenderungan melakukan atau mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti orang lain atau bahkan melakukan hal yang melukai diri sendiri maupun sesama. Orang yang tidak dapat mengendalikan amarah akan sangat berdampak pada fisik dan mental mereka. 

Menjadi sabar dan berpikir dua kali sebelum meluapkan amarah secara berlebihan, merupakan hal baik untuk dilakukan ketika mulai amarah datang.  Namun bukan berarti menunjukkan ketidaknyaman kita atau marah merupakan hal yang salah. Namun yang perlu digaris bawahi ialah porsi marah itu sendiri, jangan sampai kemarahan mengendalikan diri kita sepenuhnya sehingga kita tidak dapat berpikir secara rasional terhadap dampak yang akan ditimbulkan.

Kedua, kecemasan dapat menyebabkan kita membuang waktu hanya untuk khawatir. Keadaan kecemasan yang terus-menerus bisa dapat menjadi pembunuh produktivitas dan karier. Ketika mengkhawatirkan sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan atau kontrol, akibatnya kita akan menghabiskan waktu yang kita miliki untuk merasa khawatir terus menerus. Kecemasan dapat menghambat karier karena dengan cemas kita kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas yang ada. 

Kecemasan lahir dari sebuah peristiwa (objektif) yang ditambah opini kita. Untuk bisa hidup dengan tenang dan bahagia, kita hanya perlu fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol dan tidak perlu terlalu banyak memikirkan hal-hal yang memang diluar kendali kita.

Meskipun ada beberapa hal yang seharusnya membuat kita merasa cemas, namun terus memikirkan hal-hal yang berada di luar kendali kita bukanlah contoh penggunaan waktu yang baik. Perasaan cemas dapat menyebabkan banyak pikiran yang mengkhawatirkan, dan pertanyaan "bagaimana jika..." yang tidak berguna. Ubah kekhawatiran yang tidak produktif menjadi pemecahan masalah yang aktif.

Ketiga, frustrasi dapat membuat menyerah. Rasa frustrasi dapat terjadi pada siapa saja. Frustrasi kerap disertai dengan rasa kecewa, marah, bingung, cemas, dan perasaan gagal. Saat rasa frustrasi mendera, semua menjadi terasa kacau dan tidak terkendali sehingga kerap membuat kita hidup tanpa gairah dan menjadi pribadi yang cepat menyerah. Faktor yang bisa menjadi penyebab munculnya rasa frustrasi antara lain kegagalan yang terus berulang, situasi kerja yang membuat stres, kondisi lingkungan yang tidak nyaman, serta keinginan yang terlalu tinggi.

Munculnya rasa frustrasi erat kaitannya dengan kemampuan menoleransi kegagalan atau keinginan yang tidak tercapai. Saat frustrasi datang hal yang harus dilakukan adalah membangun mindset positif. lakukan sugesti agar kita tidak menjadi lemah menghadapi berbagai persoalan.

Kenali bagaimana frustrasi memengaruhi kinerja Kita. Saat Kita berjuang untuk menyelesaikan tugas yang sulit, sering-seringlah beristirahat dan kembangkan monolog batin yang membantu yang akan menyemangati upaya Kita.

Keempat, kesedihan bisa membuat kita menarik diri. Perasaan sedih merupakan hal yang wajar, namun menjadi tidak wajar jika kesedihan tersebut dibiarkan berlarut-larut sampai membuat kita menarik diri terhadap lingkungan. Kesedihan jangan dibiarkan berlarut karena akan membuat depresi. Jika sedang sedih coba lah mencari teman atau orang tepercaya untuk diajak berbicara. Kita tidak harus sendirian untuk menghadapi kesedihan.

Saat Kita merasa sedih, kita mungkin tergoda untuk mengasingkan diri. Tetapi menarik diri dari teman dan keluarga dapat memperburuk penderitaan. Hanya sedikit orang yang terhibur dengan duduk di sofa sendirian.

Kelima, ketakutan bisa menyebabkan kita menghindar. Rasa takut bukan berarti kita lemah. Ketakutan adalah bagian dari naluri alami manusia untuk bertahan hidup. Rasa takut membantu menyadari adanya bahaya sehingga muncul keinginan untuk menjauh dan untuk melindungi diri dari bahaya tersebut. Namun, tidak semua rasa takut itu sama.

Ketakutan berlebihan bisa juga berdampak negatif. Jika rasa takut terlalu mengendalikan, maka rasa takut bisa menahanmu untuk meraih peluang dan berinovasi. Rasa takut itu tidak nyaman, dan itu normal untuk berusaha keras untuk menghindari ketidaknyamanan itu. Namun, menghindari apa pun yang membuat kita merasa takut dapat menghambat kita mencapai tujuan.

Keenam, kegembiraan dapat menyebabkan kita mengabaikan risiko. Bukan hanya emosi tidak nyaman yang dapat menyabotase usaha kita—kegembiraan juga bisa menjadi masalah. Ketika Kita benar-benar bersemangat tentang sesuatu, emosi Kita dapat menyebabkan Kita meremehkan risiko dan melebih-lebihkan peluang keberhasilan.

Ketujuh, rasa malu bisa membuat kita bersembunyi. Rasa malu adalah emosi yang kuat yang bisa membuat kita ingin menghilang. Kita mungkin mencoba menutupi kesalahan yang membuat kita malu, atau kita mungkin mencoba menutupi siapa diri kita sebenarnya. Jadilah otentik dalam diri Kita dan mengakui apa yang telah Kita lakukan, terlepas dari perasaan memalukan yang mungkin muncul. Menghilang atau bersembunyi tidak akan melepaskan pada masalah malah mungkin memunculkan masalah-masalah baru. Terima lah sebuah kesalahan yang kita lakukan, dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya kembali.

Kesimpulannya, emosi yang kita rasakan berpengaruh pada tindakan yang kita lakukan. Maka itu, sangat penting memiliki pengendalian emosi yang baik. Ekspresi emosi negatif dapat membahayakan hubungan pekerjaan, pertemanan, hingga kesehatan diri sendiri. Maka dari itu, penting bagi untuk mengetahui cara mengendalikan emosi atau cara mengekspresikannya secara tepat. Orang yang berhasil mengelola emosinya dapat mencapai potensi terbaik dirinya. Sayang sekali jika potensi yang kita miliki tidak dapat memberikan dampak yang kita harapkan hanya karena kita tidak dapat mengendalikan emosi dengan baik.

Penulis adalah Sekretaris Perusahaan Jamkrindo 

 

Editor: Tokohkita


TERPOPULER