Rokhmin Dahuri

Kejar Produksi Udang 2 Juta Ton, MAI Dorong Revitalisasi dan Ekstensifikasi Tambak

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Daerah /
  4. Selasa, 15 Juni 2021 - 00:02 WIB

Rokhmin Dahuri/Istimewa
Rokhmin Dahuri
Foto: Istimewa

Intensitas budidaya udang tidak melampaui Daya Dukung Lingkungan pada tingkat mikro (unit kolam tambak) maupun tingkat kawasan (ekosistem DAS atau unit administrasi pemerintahan Kabupaten). Sedangkan program Ekstensifikasi harus di luar lahan mangrove dan dilaksanakan secara ramah lingkungan.

TOKOHKITA. Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia, Rokhmin Dahuri memaparkan strategi program revitalisasi dan ekstensifikasi tambak udang yang ramah lingkungan dan sosial untuk mencapai produksi udang budidaya 2 juta ton dan peningkatan nilai ekspor 250% pada tahun 2024.

Hal teresebut disampaikan Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2021-2024 itu pada acara Shrimp Talks: Support the Target of 250% Increase in Shrimp Export Value, dalam rangka Dies Natalis Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran ke-16 di Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Senin (14/6/2021).

Adapun bertindak sebagai keynote speaker Menteri KKP Trenggono juga dihadiri Rektor Universitas Padjadjaran, Rina Indiastuti.

Menurut Rokhmin, intensitas budidaya udang tidak boleh melampaui daya dukung lingkungan pada tingkat mikro (unit kolam tambak) maupun tingkat kawasan (ekosistem DAS atau unit administrasi pemerintahan kabupaten). Sedangkan program ekstensifikasi harus di luar lahan mangrove dan dilaksanakan secara ramah lingkungan. “Program revitalisasi dan ekstensifikasi harus menerapkan skala ekonomi, hulu-hilir terpadu, menerapkan praktek budidaya terbaik dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Ia juga berharap penguatan dan pengembangan industri pengolahan udang (UPI) agar komoditas maupun produk udang bernilai tambah dimana Indonesia menjadi paling kompetitif di dunia (kualitas top, harga relatif murah, dan volume produksi memenuhi kebutuhan pasar setiap saat). "Perlu penguatan dan pengembangan pemasaran komoditas dan produk udang di pasar ekspor (global) maupun domestik," ujar Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut.

Yang terang, penguatan dan pengembangan kemitraan yang saling menghormati dan menguntungkan antara pengusaha hatchery atau industri pengolahan (pakan,petambak, supplier, processor), serta pemasar atau eksportir (Indonesia Shrimp Incorporated) untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga udang yang menguntungkan Indonesia.

Selain itu, pemerintah harus menjamin ketersediaan management inputs (sarana produksi, infrasturktur, tenaga kerja, pendanaan, dan regulasi) yang kompetitif dan berkelanjutan termasuk penyediaan kredit perbankan khusus serta dukungan iklim investasi dan kemudahan berbisnis.

“Penyediaan skim kredit perbankan khusus dengan persyaratan relatif lunak seperti pada program sawit nasional yang terbukti sukses, dan penciptaan iklim investasi dan kemudahan berbisnis yang kondusif,” tukas Rokhmin.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER