Rokhmin Dahuri

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Strategi Ekonomi Sirkular

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Selasa, 30 Maret 2021 - 23:00 WIB

Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Bahkan, ekitar 70% kota-kota besar dan kawasan industri Indonesia terdapat di wilayah pesisir.

TOKOHKITA. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai 99.000 km, Indonesia memiliki potensi ekonomi pesisir dan lautan yang luar biasa besar. Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Bahkan, ekitar 70% kota-kota besar dan kawasan industri Indonesia terdapat di wilayah pesisir.

Meski demikian, Rokhmin Dahuri, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB ini masih melihat, debagian besar daerah perbatasan NKRI kurang maju dan sejahtera dibandingkan dengan daerah perbatasan negara-negara tetangga. Yang terang, Sekitar 40% masyarakat pesisir masih miskin bila merujuk data BPS 2019. Demikian disampaikan Rokhmin dalam Workshop “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Strategi Ekonomi Sirkular” Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir FISIP UMJ, secara daring, Selasa (30/3/2021).

Berdasarkan data, kontirbusi sektor perikanan 2,74% terhadap PDB hanya dihitung dari bahan baku (raw materials). "Bila dimasukkan produk olahannya (ikan kaleng, ikan fillet, bandeng presto, breaded shrimp, dan surimi-based products), kontribusinya sekitar 6%," ujar Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia.

Lebih lanjut Rokhmin memaparkan, tiga potret kondisi wilayah pesisir Indonesia. Pertama, populasi rendah/tidak berpenghuni dan intensitas pembangunan rendah/tidak ada. Pertumbuhan ekonomi rendah; pendapatan penduduk rendah, tetapi umumnya hidup damai; dan kualitas lingkungan dan sumber daya alam sangat baik. "Contoh dari potret wilayah pesisir seperti ini ditemukan di sebagian besar KTI dan sebagian KBI (seperti Pantai Barat Sumatera termasuk Bengkulu, Natuna, dan Anambas)," sebut Rokhmin.

Kedua, populasi tinggi (padat) dan intensitas pembangunan tinggi, pertumbuhan ekonomi tinggi; Kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin tinggi, dan masyarakat pesisir setempat umumnya miskin; dan kualitas lingkungan dan. Contohnya, Pantura Jawa, Medan, Batam, dan Makassar.

Ketiga, populasi rendah dan intensitas pembangunan tinggi, pertumbuhan ekonomi tinggi, ketimpangan kaya vs miskin tinggi, masyarakat lokal umumnya miskin; dan kualitas lingkungan dan sumber daya alam sedang. Contoh wilayah pesisir modelk ini dijumpai di Timika, Halmahera Timur,  Konawe, Morowali, dan Sumbawa Barat.

Atas persoalan wilayah pesisir tersebut, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2020–2024 bilang, untuk solusinya adalah pembangunan ekonomi berbasis inovasi IPTEKS yang ramah lingkungan & sosbud, pengembangan R&D dan community empowerment.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER