Rokhmin Dahuri

Menuju Perikanan Tangkap yang Berhasil

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Selasa, 15 Desember 2020 - 21:58 WIB

Rokhmin Dahuri/Istimewa
Rokhmin Dahuri
Foto: Istimewa

Karenanya, yang menjadi salah satu parameter perikanan tangkap yang sukses adalah yang mampu mensejahterakan seluruh nelayan. "Artinya, pendapatan nelayan lebih dari US$ 300 per bulan, dan SDI beserta ekosistem perairannya sustainable," sebut Rokhmin.

TOKOHKITA. Indonesia memiliki potensi produksi lestari sebesar 15,57 juta ton per tahun atau terbesar di dunia. Hanya saja, potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 47%. Atas dasar itu, Indonesia berpeluang menjadi produsen perikanan tangkap terbesar di dunia. 

Demikian diutarakan Rokhmin Dahuri, Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024 dalam pemaparannya bertajuk 'Penguatan Kelembagaan Komnas Kajiskan dalam Menjawab Isu dan Tantangan Pengelolaan Kelautan dan Perikanan di Indonesia,' pada Pertemuan Sidang Tahunan Komnas Kajiskan, BRSDMKP Kementerian Kelautan Dan Perikanan yang digelar secara virtual, Selasa (15/12/2020).

Menurut Rokhmin, potensi produksi lestari perikanan ini akan semakin luar biasa bila “Ocean-going Fishing Fleet-RI” yang beroperasi di laut lepas (>ZEEI) dikembangkan. Meski demikian, sejak tahun 2015 potensi sumber daya ikan (SDI) laut ini terus meningkat, namun tingkat pemanfaatan justru menurun. "Ini tidak terlepas dari permasalahan dan tantangan pengelolaan perikanan tangkap," ungkapnya.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB ini menyebutkan, sifat alamiah SDI itu merupakan sumber daya alam milik bersama atau barang publik (a common-property resource) Sehingga, kalau tidak ada pengaturan dalam pemanfaatannya akan bersifat akses terbuka (open access), maka  siapa saja, kapan saja, dan berapa saja boleh mengeksploitasi SDI. "Maka, akibatnya akan terjadi overfishing, species extinction, dan fisheries collapse," ujar Rokhmin.

Yang pasti, tidak seperti sumber daya hutan, SDI itu bergerak (mobile) dan hidup di dalam ekosistem perairan. Sebab itu, berimplikasi pada lebih rumitnya untuk melakukan pendugaan stok (stock assessment) yang akurat, dan lebih complicated dalam pengelolaannya seperti masalah management of multi species, migratory species (straddling stocks), dan shared-stock management.

Karenanya, yang menjadi salah satu parameter perikanan tangkap yang sukses adalah yang mampu mensejahterakan seluruh nelayan. Artinya, pendapatan nelayan lebih dari US$ 300 per bulan, dan SDI beserta ekosistem perairannya sustainable," sebut Rokhmin.

Agar perikanan tangkap berjalan optimal dan memberikan kesejahteraan pada nelayan, Rokhmin kembali menekankan agar Komnas KAJISKAN melakukan estimasi potensi SDI (MSY) di WPP NRI dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan di WPP NRI, sebagai bahan kebijakan dalam pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab (responsible fisheries). Hal ini juga sesuai dengan Permen KP No. 35/2020, yang mencakup tugas pokok Komnas KAJISKAN.

Komnas KAJISKAN diharapkan mampu meningkatkan akurasi dan kualitas pendugaan stok SDI per spesies ekonomi berdasarkan unit pengeleloaan yang lebih kecil dari pada WPP. Alhasil, mampu menetapkan total allowable catch di setiap provinsi dalam suatu WPP. 

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER