Bayu Janitra Wirjoatmodjo
TopKarir Berkomitmen Tingkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Anak Muda Indonesia
Sebanyak 80 persen posisi lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah untuk anak muda. Berdasarkan analisa pihaknya, hal ini terjadi karena masih banyak ditemukan mismatch antara SDM yang dibutuhkan oleh pemberi kerja dengan kualitas SDM pencari kerja khususnya lulusan di tingkat SMK.
TOKOHOTA. Pemerintah Republik Indonesia tengah menjadikan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai fokus penggunaan anggaran negara di tahun-tahun mendatang. Investasi negara dalam pembangunan SDM ini dilakukan diantaranya dengan peningkatan sistem pendidikan dan pelatihan vokasional yang adaptif dan tepat guna. Dengan mendorong pendidikan vokasi dan SMK, Pemerintah berharap dapat mengurangi angka pengangguran terbuka di Indonesia.
Namun sebaliknya, berdasarkan data dari BPS, angka pengangguran masih cukup tinggi khususnya di tingkat lulusan SMK. Merujuk pada Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2019 mencapai 5,28% atau dengan kata lain, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat 5 orang penganggur.
Sementara total Pengangguran Terbuka per Agustus 2019 sebesar 7,05 juta orang. Jika ditelusuri lagi, TPT dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi yang paling tinggi (10,42%) dibanding jenjang pendidikan lain TPT di jenjang SMA 7,92?n TPT di jenjang Diploma I/II/III yang berada di level 5,99%.
CEO & Co-Founder TopKarir, Bayu Janitra Wirjoatmodjo mengungkapkan, “Hal ini cukup kontras mengingat sebagian besar atau sebanyak 80% posisi lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah untuk anak muda. Berdasarkan analisa kami, hal ini terjadi karena masih banyak ditemukan mismatch antara SDM yang dibutuhkan oleh pemberi kerja dengan kualitas SDM pencari kerja khususnya lulusan di tingkat SMK. Lulusan SMK dianggap masih kurang memenuhi kebutuhan industri, in term of skill, sehingga perusahaan lebih baik melakukan hijack”.
Selain itu, berdasarkan temuan tim TopKarir, ada sejumlah hal yang menjadi catatan dalam dunia tenaga kerja di Indonesia yaitu di satu sisi, HRD perusahaan merasa kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang mumpuni, baik Hard Skill maupun Soft Skill, terutama masalah soft skill, mulai dari pembuatan lamaran, CV, respon terhadap interview sampai perilaku di kantor. Namun di sisi lain, Pencari kerja generasi milenial membutuhkan akses informasi yang cepat, tepat dan jelas tentang kebutuhan karir mereka.
Bayu menjelaskan, dua catatan tersebut menunjukkan bahwa tantangan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia semakin kompleks dari hari ke hari. Untuk itu, diperlukan kontribusi dan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta serta seluruh stakeholder lainnya. Hal ini lah yang menjadi salah satu alasan TopKarir untuk berkomitmen memberikan kontribusi dalam program pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM sekaligus menyediakan akses informasi karir yang cepat dan terpusat bagi anak muda di Indonesia.
TopKarir merupakan sebuah startup portal karir karya anak negeri yang bertujuan untuk membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan kualitas SDM khususnya anak muda Indonesia. TopKarir menyediakan informasi lowongan pekerjaan, magang, pelatihan, beasiswa hingga tes minat bakat serta konsultasi karir bagi anak muda Indonesia. TopKarir berfokus pada pencari kerja usia 18-29 tahun.
Hingga saat ini, aplikasi TopKarir telah diunduh sebanyak 180.000 pengunduh hanya dalam waktu lima bulan sejak aplikasi ini diluncurkan pada April 2019 lalu. Selain itu, TopKarir juga sudah menampung 1,2 juta pencari kerja dan lebih dari 26.500 lowongan per hari selama bulan November 2019.
“Guna meningkatkan keterampilan dan kompetensi hard skill dan soft skill anak muda Indonesia, TopKarir juga menyediakan kanal khusus untuk anak SMK yang menampung 40?ri total CV yang masuk. Dalam 3 tahun kebelakang, TopKarir telah membantu 13.400 SMK seluruh Indonesia melalui program Berdaya yang bekerjasama dengan 8 grup usaha besar di Indonesia. Serta secara rutin melakukan Job Matching di 50 kota selama 2019,” ujar Bayu.
Dalam kegiatan peningkatan SDM ini, TopKarir telah melakukan kemitraan strategis dengan bekerja sama secara resmi dengan pemerintah, antara lain Kementerian Koperasi dan UKM, Bappenas serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kami berharap langkah yang dilakukan oleh TopKarir melalui kolaborasi antara Pemerintah dan swasta ini, dapat menjadi sumbangsih kecil kami dalam membantu Pemerintah menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup bagi bangsa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda,” tutup Bayu.
Editor: Tokohkita