Wibisono

Sinergi TNI-Polri dalam Memburu Teroris Patut Diapresiasi

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Kamis, 1 Agustus 2019 - 13:05 WIB

Wibisono/Istimewa
Wibisono
Foto: Istimewa

kerjasama penangangan terorisme adalah gagasan yang sangat baik dari Polri dan TNI guna menciptakan sistem keamanan nasional bagi bangsa Indonesia.

TOKOHKITA. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dipastikan akan bersinergi dengan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI dalam memburu jaringan teroris. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, kedua institusi tersebut akan bahu-membahu dalam menyingkirkan sel-sel teroris.

Dedi memastikan wilayah kewenangan keduanya tidak akan tumpang tindih. Sebab Densus 88 fokus terhadap penegakan hukum, sedangkan Koopsus TNI akan fokus pada deteksi intelijen, operasi dan penindakan. Adapun kesamaan tugas dari keduanya adalah melakukan serangan preventif dan langsung untuk kasus terorisme berskala besar.

"Untuk preventive strike, atau justru langsung melakukan strike, serangan langsung apabila ditemukan kasus-kasus penyanderaan dalam skala besar. (Misalnya) ada kasus penyanderaan di dalam areal publik, di moda transportasi, atau di kapal pelabuhan, termasuk di hutan-hutan besar negara atau negara sahabat," ucap Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019).

Menurut Pengamat Militer Wibisono, kerjasama penangangan terorisme adalah gagasan yang sangat baik dari Polri dan TNI guna menciptakan sistem keamanan nasional bagi bangsa Indonesia. Namun jangan sampai konsep democratic policing yang digagas Polri menimbulkan kesenjangan sosial antaralat negara. Pasalnya, pemerintah sekarang dinilai telah gagal menempatkan aparatnya sesuai fungsi tugasnya.

Sejatinya kita harus melihat sejarah, hampir semua negara kuat itu selalu menempatkan militer di posisi terdepan karena mereka dilatih untuk menjaga stabilitas nasional, baik dari ancaman luar berupa invasi asing maupun dari dalam berupa upaya separatisme dan penggantian ideologi negara.

"Sedangkan polisi hanya dilatih untuk menciptakan keamanan warga negara dari tindakan kriminal saja. Dari situ saja sudah jelas cakupan tugas militer yang lebih luas dan berat dibanding tugas Kepolisia. Jadi harusnya pemerintah lebih cerdas dalam membuat kebijakan dan tidak tumpang tindih dalam eksekusi di lapangan,'' ujar Wibisono.

Saat ini Indonesia telah mengedepankan Kepolisian untuk menghadapi kepentingan keamanan nasional, bagaimana eksistensi negara dan Bangsa ini ke depannya. "Saya berharap di samping masalah terorisme, kita juga akan menghadapi invasi bangsa asing yang sudah jelas di depan mata, yang ingin menguasai sumder daya alam Indonesia,'' tukas Pembina LPKAN Indonesia ini.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER