Nestlé dan Nescafé Gunakan Potensi Kopi Dukung Kehidupan Petani Kopi

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Kuliner /
  4. Jumat, 22 Januari 2021 - 15:37 WIB

Petani kopi binaan Nestlé/Istimewa
Petani kopi binaan Nestlé
Foto: Istimewa

Nescafé meluncurkan Nescafé Plan pada 2010 yang menggabungkan semua komitmen Nestlé di pertanian kopi, lini produksi dan konsumsi kopi dibawah satu payung dan menandai dimulainya strategi keberlanjutan yang lebih kuat dan meletakkan dasar kemitraan dan akuntabilitas yang lebih besar.

TOKOHKITA. Pandemi COVID-19 telah meningkatkan tantangan-tantangan yang dihadapi sektor kopi, dan menjadikan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas pedesaan dan mencapai rantai pasok kopi yang regenerative dan inklusif menjadi lebih penting. Setiap tahun, Nescafé mendukung sekitar 100,000 petani kopi dan membeli lebih dari 800,000 tons biji kopi, yang berasal dari lebih 20 negara.   

Sebagai salah satu pembeli terbesar biji kopi dan salah satu merek terbesar Nestlé, Nescafé meluncurkan Nescafé Plan pada 2010 yang menggabungkan semua komitmen Nestlé di pertanian kopi, lini produksi dan konsumsi kopi dibawah satu payung dan menandai dimulainya strategi keberlanjutan yang lebih kuat dan meletakkan dasar kemitraan dan akuntabilitas yang lebih besar.  

Di Indonesia, PT Nestlé Indonesia mulai bermitra dengan para petani kopi di Tanggamus, Lampung sejak tahun 1994 dan menerapkan program Nescafé Plan pada 2010. Hal ini menghasilkan peningkatan hasil panen hingga 1.000 kg per hektar yang merupakan hasil di atas standar nasional sebesar 729 kg per hektare.

Nescafé Plan membantu meningkatkan pendapatan petani, mengurangi dampak lingkungan perkebunan kopi dan meningkatkan kesejahteraan komunitas. Setiap tahun, Grup Nestlé membeli sekitar 50,000 ton biji kopi dari Lampung dengan nilai sekitar Rp 1,1 triliun yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi pedesaan. 

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar menyampaikan: “Program Nescafé Plan telah mencapai kemajuan selama sepuluh tahun terakhir, dan hari ini Nestlé berkomitmen untuk meningkatkan upaya keberlanjutan di pertanian kopi. Pada 2025, Nescafé bertujuan memakai 100% kopi yang diperoleh secara bertanggung jawab, yang dapat diidentifikasi sampai pada tingkat kelompok petani.  Kopi akan diverifikasi atau disertifikasi oleh organisasi independen.” 

Selama lebih dari 10 tahun di Indonesia, Nescafé Plan telah bekerjasama dengan berbagai mitra seperti GIZ, WWF, Rainforest Alliance, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan organisasi lainnya, dan kerjasama akan terus dilakukan guna mencapai tujuan, mengukur dampak tindakan dan melaporkan kemajuan yang dicapai secara transparan. 

Sejalan dengan ambisi Nestlé untuk mencapai emisi karbon net-zero pada 2050, Nestlé Indonesia akan memperluas kegiatan keberlanjutan Nescafé untuk mengurangi dan menghilangkan emisi karbon di seluruh daerah pertanian kopi dan operasinya dan mengurangi dampak lingkungan dari kemasan Nescafé. Ini termasuk bekerjasama dengan para petani kopi di Lampung untuk menanam 1 juta pohon dalam 5 tahun kedepan. 

Melanjutkan upaya Nescafé Plan, Nestlé akan meluncurkan peta jalan keberlanjutan Nescafé yang baru dan yang diperluas sebelum akhir 2021. Target utama mencakup pengunaan 100% pasokan kopi yang bertanggung jawab pada 2025 dan membantu petani meningkatkan pendapatan.

Mendukung kegiatan-kegiatan yang meliputi meningkatkan efisiensi kebun kopi, memungkinkan petani untuk mengakses pasar, dan mempromosikan peningkatan pendapatan petani melalui diversifikasi tanaman tumpang sari. Program-program ini akan menuju kepada kondisi sosial yang lebih baik pada dan di sekitar perkebunan kopi, berfokus pada hak pekerja, perlindungan anak, pemberdayaan pemuda, dan perempuan. 

“Menangani tantangan-tantangan keberlanjutan ini sepertinya merupakan tugas yang sangat berat, namun kami percaya apabila semua pemain penting termasuk petani kopi dan organisasinya, pemerintah, pedagang kopi, pembuat kopi, dan konsumen bekerja sama, kita bersama dapat mencapai visi kita bersama yaitu sektor kopi yang berkelanjutan dan berkembang,” tutup Ganesan. 

Editor: Tokohkita


TERPOPULER