Tajudin Tabri: Pradi-Afifah Tidak Relijius, Itu Isu Menyesatkan
“Wali kotanya (Pradi) asli orang Betawi, sudah haji. Wakilnya Afifah sudah hajah, turunan habib. Tidak mungkin Depok tidak relegius. Jadi, jangan buat isu yang menyesatkan. Mari berpolitik santun, dengan adu program dan gagasan,” tegas Tajudin.
TOKOHKITA. Suhu politik menjelang Pilkada Kota Depok pada 9 Desember 2020 semakin menghangat. Masing-masing pasangan calon yang bertarung dalam pilkada serentak ini terus bermanuver politik guna meraih simpati dan dukunfan dari calon pemilih.
Cuma, dalam masa kampanye ini masih ada suara-suara sumbang yang memojokan pasangan calon tertentu. Hal itu tentu akan merugikan karena bisa mempengaruhi pilihan pemilih. Nah, salah satu isu yang kuat berhembus adalah soal relijius yang dialamatkan kepada pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Pradi Supriatna-Afifah Alia, dari nomor urut 1.
Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi Partai Golkar, Tajudin Tabri menjamin jika kelak Pradi-Afifah memimpin Depok akan tetap religius. Pernyataan itu dilontarkan Tajudin menyusul adanya isu liar yang menuding jika Pradi-Afifah terpilih Kota Depok tidak lagi religius dengan alasan pasangan itu diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurut Tajudin, alasan tersebut sangatlah tidak mendasar dan itu hanya penggiringan opini belaka. Tudingan PDIP sebagai partai antiumat Islam dan pro PKI, itu tidak benar. Itu penggiringan opini,” kata Tajudin saat menghadiri kanpanye dialogis di wilayah Gandul, Cinere, Kota Depok, Minggu (25/10). “Saya berani jamin, dikepemimpinan Pradi-Afifah nantinya Depok akan tetap menjadi kota relegius. Kalau tidak, saya rela masuk neraka,” imbhuhnya.
Untuk itu, Tajudin meminta kepada seluruh warga Gandul khususnya, untuk tidak terpengaruh terhadap tuduhan yang tidak rasional dan menyesatkan tersebut. Menurut Tajudin, PDIP juga memiliki komitmen tinggi terhadap Islam.
Hal itu, jelas Tajudin, dapat terlihat dengan adanya sejumlah organisasi sayap PDIP seperti Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), yang beranggotakan kaum muslimin dari berbagai ormas Islam. Dengan demikian, Tajudin mengatakan, tidak mungkin Kota Depok di bawah kepemimpinan Pradi-Afifah nantinya menjadi kota yang tidak relegius. Malah sebaliknya, semakin relegius.
“Wali kotanya (Pradi) asli orang Betawi, sudah haji. Wakilnya Afifah sudah hajah, turunan habib. Tidak mungkin Depok tidak relegius. Jadi, jangan buat isu yang menyesatkan. Mari berpolitik santun, dengan adu program dan gagasan,” tegas Tajudin.
Editor: Tokohkita