Priyadi Abadi

Negara Non Muslim Mulai Melirik Potensi Wisata Halal

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Gaya Hidup /
  4. Rabu, 4 Maret 2020 - 08:38 WIB

Priyadi Abadi/Istimewa
Priyadi Abadi
Foto: Istimewa

Laporan GMTI 2019 juga menunjukkan Singapura mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata ramah Muslim di kalangan negara-negara non-OKI lainnya. Diikuti Thailand, Inggris, Jepang, Taiwan, Afrika Selatan, Hong Kong, Korea Selatan, Prancis, Spanyol, dan Filipina.

TOKOHKITA.Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk halal menjadikan industri halal terus meningkat. Sejalan dengan itu, wisata halal (halal tourism) pun juga turut menggeliat.

Demikian dikatakan Direktur Utama Adinda Azzahra Group, H. Priyadi Abadi, M. Par, saat berbincang dengan media massa dalam “Grand Opening Adinda Azzahra” di Jalan Wolter Monginsidi No. 39, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).

Kegiatan grand opening ini ditandai dengan peluncuran aplikasi Adinda Azzahra yang bisa diakses di smartphone berbasis sistem operasi Android maupun iOS.

Mengutip data yang dipublikasikan MasterCard-CrescentRating pada 2019, Priyadi mengatakan bahwa grafik pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim (di luar haji dan umroh) di dunia terus mengalami kenaikan.

Tercatat pada 2014 jumlah wisatawan Muslim 108 juta, 2016 naik menjadi 121 juta, dan pada 2018 lalu naik lagi menjadi 140 juta. Pada 2020 ini diproyeksikan jumlah wisatawan Muslim dunia mencapai 160 juta.

“Kontribusi sektor wisata halal terhadap perekonomian global pada 2020 ini diprediksi mencapai 220 miliar dolar AS. Sementara pada 2026 nanti, kontribusi sektor pariwisata halal diperkirakan melonjak 35 persen menjadi 300 miliar dolar AS,” kata Priyadi seperti ditulis muslimobsession.com.

Pada saat  itu, lanjut Chairman of Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) itu, wisatawan Muslim secara global diprediksi akan tumbuh menjadi 230 juta wisatawan, yang merepresentasikan lebih dari 10 persen total wisatawan global secara keseluruhan.

Menurut Priyadi, sejauh ini potensi itu telah ditangkap oleh negara-negara Muslim. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Indonesia bersama Malaysia keluar sebagai juara destinasi wisata ramah Muslim (muslim friendly) di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan skor 78.

Di posisi berikutnya Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab di peringkat tiga, keempat, dan kelima. Qatar (peringkat enam), Maroko (peringkat tujuh), Bahrain (peringkat delapan), Oman (peringkat delapan), dan Brunei (peringkat sepuluh).

“Tapi ingat, bukan hanya negara-negara Muslim, besarnya potensi wisata halal itu akhirnya ikut dilirik oleh negara-negara non-muslim, seperti Singapura, Thailand, Inggris, dan Jepang,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI) itu.

Laporan GMTI 2019 juga menunjukkan Singapura mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata ramah Muslim di kalangan negara-negara non-OKI lainnya. Diikuti Thailand, Inggris, Jepang, Taiwan, Afrika Selatan, Hong Kong, Korea Selatan, Prancis, Spanyol, dan Filipina.

GMTI menganalisa kesehatan dan pertumbuhan berbagai destinasi wisata ramah Muslim ini berdasarkan empat kriteria strategis, yakni akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.

Priyadi mengakui, pasar wisata halal merupakan salah satu sektor pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Sayangnya, sektor ini belum dikembangkan secara maksimal.

Karena ceruk pendapatan yang sangat besar dari wisata halal ini, Priyadi mendorong agar tempat-tempat  wisata,  hotel,  restoran, maskapai penerbangan, termasuk biro-biro perjalanan serta  semua yang  terlibat dalam dunia pariwasata dapat terlibat di wisata halal. “Agen perjalanan memiliki peluang yang sangat besar,” kata dia.

Terkait kondisi dunia yang saat ini menghadapi wabah virus corona (COVID-19), Priyadi mengakui hal itu berpengaruh ke perjalanan wisata mancanegara. Sebab dipastikan ada larangan mengunjungi negara-negara tertentu. Akibatnya proyeksi jumlah wisatawan Muslim pada 2020 akan terkoreksi.

“Saya berharap agar situsi ini segera dapat dikendalikan dan perjalanan wisata kembali normal seperti sebelumnya,” tutup Priyadi.

Adinda Azzahra Group adalah salah satu perusahaan jasa perjalanan wisata yang memfokuskan diri melayani perjalanan wisata Muslim mancanegara, termasuk program umroh dan umroh plus.

Aadinda Azzahra Group memiliki beragam paket wisata yang bisa dijadikan panduan bagi yang ingin berlibur ke mancanegara. Antara lain ada Paket Wisata Muslim Asia, Paket Wisata Muslim Eropa, Paket Wisata Muslim Amerika dan Paket Wisata Muslim Australia.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER