Abu Muslim Aljauhari
Perjalanan Inspiratif Nyampah Corporation Mengolah Sampah Organik
Berkat status finalis program YSE 2019 dari SIF, Nyampah Corporation memperoleh pendanaan senilai S$20.000 atau sekitar Rp200 juta untuk memperkuat dampak bisnis sosial mereka.
TOKOHKITA. Perjalanan Inspiratif Nyampah Corporation memerangi sampah organik memperoleh penghargaan Young Social Entrepreneurs (YSE) dari Singapore International Foundation (SIF). Berkat status finalis program YSE 2019 dari SIF, Nyampah Corporation memperoleh pendanaan senilai S$20.000 atau sekitar Rp 200 juta untuk memperkuat dampak bisnis sosial mereka.
Berbagai negara di belahan dunia memiliki berbagai persoalan kompleks di bidang sosial serta lingkungan, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data penelitian dari Sustainable Waste Indonesia 2018, sebanyak 15 juta ton dari 65 juta ton sampah yang dihasilkan di tanah air setiap tahunnya, tidak dikelola dengan baik, sehingga mencemari ekosistem dan lingkungan. Situasi ini memicu pergerakan dan mendorong lahirnya berbagai kelompok sosial di negara ini.
Nyampah Corporation, sebuah startup yang berinovasi dalam pengolahan limbah organik, adalah salah satu di antaranya. Perusahaan sosial ini dibangun oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) sejak tahun 2017 dan telah membantu orang-orang di Surabaya dan Malang menanggulangi persoalan sampah organik melalui pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF).
Dalam pengolahan limbah organik, larva BSF berperan sebagai pengurai yang mengonsumsi sampah organik, sehingga dalam sepuluh hari, volume limbah akan berkurang hingga 80%. Dengan teknik Zero Waste, Nyampah Corp menggunakan 20% residu sampah tersebut sebagai pupuk organik, sedangkan larva BSF kemudian dipanen sebagai makanan kaya protein namun murah bagi pakan ternak.
Abu Muslim Aljauhari atau yang akrab disapa Aal, pendiri Nyampah Corporation, memulai perusahaan sosial ini dengan sekitar uang Rp 1 juta dari tabungan pribadinya untuk mulai mengembangbiakkan BSF-nya sendiri di Surabaya. Kemudian, ia menghasilkan lebih banyak dana dengan membawa inisiatif ini ke berbagai kompetisi kewirausahaan. Kegigihan ini telah mengantarkan Aal ke berbagai prestasi, termasuk dari program YSE, Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2018, ITS Youth Technopreneur 2018, dan Inkubator ITS 2019.
Sekarang, Nyampah Corporation telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk melindungi lingkungan dengan mengurangi ratusan kilogram sampah organik setiap harinya di Surabaya dan Malang.
Oktober lalu, Aal juga membawa Nyampah Corporation ke program tingkat internasional berdurasi delapan bulan yang diselenggarakan untuk kewirausahaan sosial, yaitu program YSE 2019 dan berhasil menjadi salah satu pemenang pendanaan sebesar S$20.000 atau sekitar Rp200 juta. Kemenangan tersebut diraih setelah tim bisnis sosial milik Aal mengikuti Pitching for Change, salah satu sesi penting di program YSE di Singapura. Sebelum ini, Nyampah Corporation, bersama dengan 14 tim dari negara lain, menjalani skema bimbingan (mentorship) untuk meningkatkan ide bisnis sosial mereka serta kunjungan studi ke Shanghai, Tiongkok untuk pembelajaran lintas budaya.
YSE 2019 sendiri adalah program yang diselenggarakan oleh Singapore International Foundation (SIF) yang bertujuan untuk menginspirasi, membekali, dan memberikan kesempatan kepada para pemuda di Asia Tenggara untuk meluncurkan serta mengembangkan bisnis sosial mereka ke taraf global. Selain peluang pendanaan, peserta YSE yang terpilih juga melewati masa inkubasi selama delapan bulan yang dilengkapi dengan lokakarya, skema bimbingan, hingga kunjungan studi ke luar negeri untuk mempelajari budaya lain.
Tidak mudah bagi Nyampah Corporation untuk sampai ke tahap finalis YSE 2019 karena harus bersaing dengan 14 perusahaan sosial yang menginspirasi lainnya dari Bangladesh, Kamboja, India, Malaysia, Selandia Baru, Pakistan, Singapura, dan Thailand.
"Kami berterima kasih dan merasa terhormat dapat membawa kemenangan bagi Indonesia dalam program kewirausahaan sosial tingkat internasional seperti YSE 2019. Program ini tidak hanya memungkinkan kami untuk membuat dampak yang lebih kuat dan lebih luas bagi lingkungan Indonesia, tetapi juga memberikan kesempatan untuk membangun hubungan yang baik dan menginspirasi anak muda pembawa perubahan di negara-negara lain," ungkap Aal.
Sejak diluncurkan pada 2010 hingga Oktober 2019 lalu, program YSE telah menyambut 525 tim dari 30 negara, memberikan pembekalan kepada lebih dari 1.100 pemuda pembawa perubahan, untuk meluncurkan atau mengembangkan perusahaan sosial mereka yang berada di Singapura dan sekitarnya.
Saat ini hingga 15 Desember 2019, SIF membuka pendaftaran untuk YSE 2020. Kesempatan ini akan menjadi tempat bagi para generasi muda pembawa perubahan, seperti Aal dari Nyampah Corporation, untuk merebut kesempatan untuk secara inovatif memecahkan persoalan sosial dan lingkungan, serta memberikan dampak positif bagi dunia.
Editor: Tokohkita