Obat Ranitidin Kalbe dan Hexpharm Aman Dikonsumsi

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Gaya Hidup /
  4. Sabtu, 23 November 2019 - 08:17 WIB

Beberapa waktu lalu BPOM telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa ada beberapa produk Ranitidin yang beredar di masyarakat mengandung NDMA atau N-Nitrosodimethylamine yang jika dikonsumsi di atas ambang batas secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama berpotensi karsinogenik

TOKOHKITA. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) beserta anak usaha PT Hexpharm Jaya (HJ) menerima pemberitahuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang menyatakan bahwa produk Ranitidin Kalbe dan Hexpharm Jaya dapat diproduksi dan diedarkan untuk masyarakat. Dengan demikian produk Ranitidin produksi Kalbe dan HJ aman untuk dikonsumsi.

“Kami terus memastikan kualitas setiap produk Kalbe termasuk produk obat generik HJ agar tetap aman dikonsumsi oleh masyarakat, “ kata Michael Bujung Nugroho, Direktur PT Kalbe Farma Tbk.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu BPOM telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa ada beberapa produk Ranitidin yang beredar di masyarakat mengandung NDMA atau N-Nitrosodimethylamine yang jika dikonsumsi di atas ambang batas secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama berpotensi karsinogenik. Ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 ng/hari (acceptable daily intake).

“Hasil pemeriksaan BPOM terhadap produk Ranitidin Kalbe membuktikan bahwa produk Kalbe tidak mengandung NDMA melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir dalam mengkonsumi produk Ranitidin produksi Kalbe dan HJ,” tambah Michael lagi.

Saat ini produk Ranitidin produksi Kalbe adalah Rantin Cairan Injeksi 25 mg/mL dan Rantin Tablet Salut Selaput 150 mg. Sedangkan produk Ranitidin produksi HJ adalah Ranitidin HCL Cairan Injeksi 25 mg/mL, Ranitidin HCL Tablet Salut Selaput 150 mg dan Titan 150 Tablet Salut Selaput 150 mg.

Ranitidin merupakan obat yang dipakai untuk mengatasi gejala atau masalah yang terjadi akibat adanya produksi asam yang berlebih di dalam lambung. Obat ini merupakan obat golongan penghambat histamin-2 atau H2 (H2 blocker). Produksi cairan asam yang terjadi di lambung dilakukan oleh sel yang bernama sel parietal yang terletak di dinding lambung.

Terdapat beberapa reseptor yang terletak di sel parietal tersebut yang berperan menghasilkan asam lambung, di ataranya reseptor gastrin, asetilkolin, dan histamin-2. Ketiga reseptor tersebut akan reaktif terhadap hormon dan neurotransmiter. Dengan demikian, ranitidin yang termasuk golongan penghambat histamin-2 akan berperan menghambat jalur reseptor tersebut, sehingga tidak bereaksi menghasilkan asam lambung dari sel parietal, jadi asam lambung pun akan berkurang.

NDMA sendiri diketahui bersifat karsinogenik. Zat ini dapat memicu terjadinya kanker pada manusia. Selain itu, NDMA ini juga dikenal sebagai kontaminan lingkungan yang dapat ditemukan pada air dan makanan, termasuk daging, produk susu, dan sayuran.

Editor: Tokohkita


TERPOPULER