Mohammad Faisal, Direktur CORE Indonesia

Sektor Kelautan dan Perikanan Butuh Tokoh Kepakaran yang Komperhensif

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Jumat, 30 Agustus 2019 - 09:17 WIB

Mohammad Faisal, Direktur CORE Indonesia/Istimewa
Mohammad Faisal, Direktur CORE Indonesia
Foto: Istimewa

Adapun keinginan pemerintah, terutama dalam hal menciptakan dan mewujudkan SDM unggul merupakan kerja yang mesti dilakukan untuk periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau masa lima tahun ke depan.

TOKOHKITA. Perekonomian Indonesia baru bisa ditingkatkan bila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan inovatif. Terutama dalam menyongsong industri 4.0 dan pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh.

Menurut Direktur CORE Indonesia, Mohammad Faisal, peningkatan kualitas SDM sangat relevan, dan sudah saatnya untuk mewujudkan SDM unggul, dengan melakukan akselerasi dan bersinergi dengan berbagai pihak. “Pembangunan SDM dimensinya luas, dan kita harus siapkan SDM berdaya saing unggul di dalam dan luar negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2019).

Adapun keinginan pemerintah, terutama dalam hal menciptakan dan mewujudkan SDM unggul merupakan kerja yang mesti dilakukan untuk periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau masa lima tahun ke depan. “Program atau agenda ini tentunya memerlukan fokus approach untuk menjadi kerja efisien dan efektif dengan hasil maksimal,” tambahnya.

Faisal mengatakan, Indonesia memiliki kemampuan untuk mewujudkan SDM unggul dan berinovasi. Dengan melihat potensi tenaga kerja kita yang diserap pada industri padat karya dan padat modal itu bisa dilakukan dengan sistem sinergi pemerintah dengan berbagai dari hulu ke hilir.“Hal ini menjadi daya tarik bagi para investor asing yang akan invest di Indonesia,” ujar dia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurutnya masih akan berada pada poin 5 persen. Oleh karena itu, pemerintah perlu memiliki agenda dan program multi yang dikerjakan pada periode kepemimpinan lima tahun ke depan yaitu soal SDM Unggul, Inovasi, Industri 4.0, pertumbuhan ekonomi, lalu ada lagi tentang keberlanjutan program infrastruktur yang masih terus berjalan, dan juga tentang masalah pemindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan.

“Ini pekerjaan rumah Pak Jokowi yang berat. Karena, selain akan banyak biaya yang menjadi beban negara, juga karena Indonesia masih mengalami tempaan ekonomi dari faktor eksternal dan internal. Tetapi saya yakin, dengan sinergi yang berkesinambungan dan berkelanjutan dari hulu ke hilir akan menjadi probem solving terbaik,” kata Faisal.

Ia juga mengatakan, salah satu kekuatan besar Indonesia adalah potensi laut yang luar biasa. Tetapi hal ini, tidak memiliki arti besar, jika kita tidak memiliki sosok yang konprehensif untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi agar bisa melejit lebih dari 5 persen. “Sayangnya, dari perikanan terutama ketenagakerjaan nelayan sering kali menjadi tenaga kerja yang tidak dipandang dan tidak memiliki daya saing unggul,” ujar Faisal.

“Padahal kita bisa mewujudkan memiliki nelayan sebagai SDM unggul dan berinovasi yang siap menuju industri 4.0. Caranya ya sinergi yang dilakukan pemerintah dari hulu ke hilir, sehingga bisa memiliki para nelayan sebagai tenaga kerja yang berdaya saing unggul,” papar dia.

Menurut Faisal, kelautan dan perikanan berdaya ungkit untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Karena itulah dibutuhkan sosok atau tokoh yang komperhensif yaitu memiliki aspek kapabel, berjiwa leadership, berani, berpengalaman atau pakar di bidangnya, memiliki program, mempunyai kemampuan teknis manajemen dan sebagainya,” ujar Faisal.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Teman Jokowi, Samsul B. Ibrahim mengatakan, kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia memiliki banyak masalah dalam hal pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan sosial, disparitas pembangunan antar wilayah, penderita gizi buruk, daya saing dan indek Pembangunan Manusia (IPM) rendah serta kerusakan lingkungan. “Kita butuh sosok konprehensif yang mengerti detail persoalan ekononomi dan kelautan,” kata Samsul.

Pria asal Aceh ini, mengutip Prof. Rokhmin Dahuri tentang Indonesia yang belum maju dan sejahtera hingga saat ini yang disebabkan pertumbuhan ekonominya masih rendah yaitu masih di bawah tujuh persen pertahun. “Belum lagi, masalah ketenagakerjaan yang kurang berkualitas, kurang inklusif dan unsustainable,” ujar Samsul.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER