Sapta Nirwandar
Begini Kiat Mengembangkan Wisata Halal di Indonesia
- Beranda /
- Kabar /
- Pariwisata /
- Jumat, 5 April 2019 - 09:05 WIB
Pariwisata itu servis. Jangan hanya daerah tertentu yang dikembangkan untuk wisata halal. Yang harus kita tingkatkan dan kembangkan justru servis-nya yang sesuai dengan aturan syariah Islam dalam industri wisata halal.
TOKOHKITA. Begitu kata Sapta Nirwandar (64), mantan Wamenparekraf (Wakil Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif) yang kini menjabat sebagai Chairman IHLC atau Indonesia Halal Lifestyle Center.
Kata Sapta, dalam mengembangkan wisata halal itu pun bukan berdasarkan zonasi, bukan membuat tembok tapi bagaimana membuat wisatawan nusantara atau wisnus dan wisatawan mancanegara atau wisman muslim datang.
"Dan mereka (wisnus dan wisman muslim-red) harus dilayani, artinya kalau di mall atau pusat perbelanjaan, bandara, objek wisata, dan lainya harus ada musholla yang nyaman, resto yang menyajikan makanan/minuman halal, dan lainnya," terangnya.
Menurut Sapta, seorang KH Ma'ruf Amin, selaku Ketua MUI yang kini mencalonkan sebagai cawapres, lanjutnya pernah mengatakan: "Bicara wisata halal, yang dihalalkan bukanlah destinasi atau tempat tujuan wisatanya, melainkan pelayanannya. Termasuk di dalamnya hotel syariah, resto syariah, dan Spa pun harus syariah".
Begitun Prof Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), juga pernah bilang: "Halal tourism jangan berdasarkan zonasi, yang perlu kita perkuat bukan zonasi halal, tapi barang dan jasa yang didorong agar sesuai dengan aturan syariat Islam untuk wisata halal, yang penting sertifikasi halal restoran, hotel, dan lainnya".
"Jadi kalau ada di destinasi yang kebetulan penduduknya mayoritas non muslim tapi memiliki hotel dan lainnya yang menerapkan konsep halal berlabel hotel syariah, itu sah-sah saja. Berarti pengelola hotel itu sadar memang ada wisatawan muslim baik wisnus maupun wisman yang datang ke destinasi itu dan itu peluang bisnis karena pangsa-pasarnya sangat besar," terang Sapta.
Kata penulis buku 'Halal Lifestyle, Trend Global, & Peluang Bisnis' ini, halal adalah global lifestyle. "Bagi Indonesia itu (wisata halal-red) potensinya sangat besar, karena Indonesia juga punya penduduk Islam terbesar dan sejarah yang panjang," tambahnya.
Tak berlebihan kalau Ketua Ikatan Alumni Unpad 2012-2016 ini optimis wisata halal Indonesia itu bisa menjadi masa depan pariwisata Indonesia.
Dia pun berharap wisata halal Indonesia tidak ketinggalan dari negara yang penduduknya bukan mayoritas Muslim. "Pemerintah harus lebih giat lagi dalam mengembangkan gaya hidup halal, mulai dari lintas sektoral, bidang, dan tentunya tidak lepas dari dukungan industri, akademisi, hingga media," imbau Sapta.
Naskah & foto: Adji Kurniawan-Travelplus
Editor: Tokohkita