Barista Kampung Kaget Juara III Manual Brewing Competition Agrofood Expo 2023

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Gaya Hidup /
  4. Senin, 14 Agustus 2023 - 08:57 WIB

Bagaimana tidak, ia datang ke JIEXPO Kemayoran, Jakarta, bersama tim Pawon Kopi Salarea untuk sekadar mengikuti kegiatan pameran dengan mengisi booth PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).

TOKOHKITA. Bagi Muhammad Ridwan, bisa menjadi juara tiga manual brewing competition di perhelatan Agrofood Expo 2023 & Food Drink Expo-Ketahanan Pangan Indonesia, adalah sesuatu yang mengejutkan. Bagaimana tidak, ia datang ke JIEXPO Kemayoran, Jakarta, bersama tim Pawon Kopi Salarea untuk sekadar mengikuti kegiatan pameran dengan mengisi booth PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). 

Pada hari keempat gelaran Indonesia Internasional Agriculture, Food & Beverage Industry Exhibiton (Expo & Forum 2023), seperti biasnya barista kampung asal Cibatu, Garut, Jawa Barat, ini datang pagi-pagi bersama tim Pawon Kopi lainnya untuk menyiapkan kebutuhan pameran dan merapikan barang-barang yang menempati booth B14A berukuran 3x3 meter.

Dalam pameran ini, ada 100 pelaku usaha di sektor agribisnis, agro industri, BUMN, swasta, kementerian, pemerintahan daerah (pemda) hingga asosiasi yang berpartisipasi. Beberapa di antaranya Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMII), Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina), Himpunan Kerukunan Tani Indoensia (HKTI), Coffee Lover Indonesia dan Artisan Tea.

"Wah, ada manual brewing competition. Wan, ikut ya," ajak Dadan M Ramdan, Owner Pawon Kopi Salarea. "Ah,enggak pak. Saya takut, nanti ditanya-tanya, entar jawabnya apa. Soalnya belum pernah ikut yang ginian," sahut Ridwan. "Saya juga mau nyoba, buat eksis doang lah di medsos. Engak mungkin kalau menang, ngimpi. Ini Jakarta pasti baristanya jago-jago," ucapnya sambil terkekeh.

Keduanya pun menghampiri panitia yang terlihat sibuk menata kursi, meja, dan alat-alat seduh kopi. Tumpukan cup kecil dan beberapa bungkus green bean kopi, mesin grinder teronggok pada meja di pojok kanan stage. "Bang, bisa ikut lomba. Syaratnya apa aja," tanya Dadan. "Ya, boleh, daftarin dulu dan bayar biaya registrasi," jawab seorang panitia. "Oh iya, bang, nanti pas lomba ditanya-tanya apa aja," timpal Ridwan, yang sepertinya masih belum 100?rani ikut tanding. "Engak ditanya apa-apa lah, tinggal nyeduh doang, ikuti instruksi dari panitia," balas panitia lainnya.

Melihat Ridwan yang masih ragu, maju-mundur begitu, Dadan  berusaha memotivasi untuk berani mencoba. "Coba aja dulu, Wan biar ngerasain ikut kompetisi itu gimana rasanya. Paling deg-degan. Tapi bagus. kan belum pernah ngoba. Yang penting, cari pengalaman. Bukan bicara menang atau kalah. Pengalaman itu guru terbaik untuk terus belajar. Mumpung lagi di Jakarta, jarang-jarang kita bisa ikut event kayak gini," cerocos Dadan menyemangati Ridwan.

Singkatnya, Ridwan akhirnya mau mendaftar lomba adu jago nyeduh pakai V-60. Sejatinya, Ridwan punya bekal keterampilan nyeduh kopi hasil ngulik otoditak di Komunitas Salarea, yang selama ini bergelut dengan aktivitas pemberdayaan petani dan pengembangan komoditas kopi di Cibatu bersama mitra BUMN Jamkrindo. 

Sekitar pukul setengah sebelas lantaran acara ngaret, manual brewing competition dimulai. Pengunjung mulai berdatangan dan menonton laga ala kopi yang berada di area tengah pameran. Tercatat, ada 34 barista yang siap unjuk kebolehan menyeduh kopi. Dari gaya atau passion-nya memang sudah terlihat mereka para pramukopi mumpuni.   

Menariknya, dari seluruh peserta pria, nyelip seorang barisata perempuan berhijab. Namanya, Saskiya dari Tangerang. Usianya terbilang masih belia, dengan perawakan mungil, berhidung mancung dan berkulit putih. Maklumlah, anak ini kelas 3 SMP. Saskiya cukup PD, dengan kemampuan teknik menyeduh kopinya yang lumayan menyita perhatian. 

Ia membawa grinder manual sendiri untuk menggiling biji kopi. Dari tampangnya, grinder yang dibawa Saskiya cukup berharga. Terbukti, di duel pertama lawanya KO 3-0. Maksudnya, dari tiga juri kompak memenangkan Saskiya. Saat dinyatakan menang, penonton pun tepuk tangan. Dari celotehan MC, Saskiya diketahui punya rekam pengalaman ikut lomba-lomba seduh kopi.

Di duel pertama, Ridwan yang masih terlihat kikuk berusaha tenang menyelesaikan proses menyeduh kopi sesuai ketentuan dan arahan dari panitia. Kali ini, keberuntungan menghampiri. Ridwan menang telak 3-0 dari lawannya. Tak dinyangka, di duel kedua, Ridwan malah berhadapan dengan Saskiya. "Pak, saya lawan yang cewek tadi tuh," ucap pria berkulit sawo matang ini.

"Jangan kalah atuh sama anak kecil, mah. Cewek lagi, malu kalau kalah," canda Dadan. Ridwan hanya nyengir. Yang terang, modal kemenangan pertama dan lawan kedua yang akan dihadapi barista belia justru mendorong Ridwan untuk lebih mempersiapkan diri lebih baik lagi. 

Memanfaatkan jeda waktu yang cukup lama, Ridwan sempat melayani pengunjung yang memasan kopi susu gula aren di booth Pawon Kopi Salarea. Sesekali ia membuka kanal Youtube sekadar mengamti aksi keren para pramukopi dalam mengeksekusi alat seduh model V-60. 

Dan mujurnya, Ridwan selama pameran kenal dengan Mas Tejo, yang diketahui barista senior bahkan pernah jadi juara pula. Mas Tejo ini dari boot PT Perkebunan Nusantara. "Skill dan tekniknya hampir sama ya, para peserta  memang sudah punya pengalaman seduh kopi. Jadi, tenang saja modalnya. Jangan terburu-buru, mainin suhu. Basahi semua bagian kopi secara merata dengan teliti dan sabar," saran dia.

Alhasil, tip dan trik yang diberikan Mas Tejo ini berbuah gembira. Ridwan berhasil mengalahkan Saskiya dengan skor 2:1. Terlihat, tiga juri cukup lama mengicip kopi dari dua barista yang bertanding ini. Duel ketiga, keempat, Ridwan mampu menghentikan langkah lawan. 

Masuk di duel kelima yang memperebutkan posisi semifinal. Ridwan berhadapan dengan Adit. Di tahap ini, pantia mengganti jenis green bean tapi masih dengan aturan main yang sama dengan babak sebelumnya. Gramasi green bean 15 gram dengan air minimal 150 mili liter. "Semangat Wan, udah bagus ini, barista kampung bisa masuk empat besar," salut Dadan, yang juga Ketua Yayasan Kelompok Kerja Salarea (Salarea Foundation).    

Mas Tejo pun kembali memberikan saran yang intinya kudu tetap tenang, amati karakter green bean dan gilingannya sudah pas belum. "Perhatikan suhunya juga, jangan under atau over," tutur Mas Tejo. Kali ini, Ridwan belum bisa mengungguli Adit yang memang dari skill dan jam terbangnya lebih panjang. Di pertandingan keenam, Ridwan berhasil mengalahkan lawannya dan diumumkan sebagai juara ketiga Manual Brewing Competition Agrofood Expo 2023 & Food Drink Expo.

Piala, sertifikat, dan sejumlah uang pun dibawa pulang Ridwan. "Terima kasih semuanya yang sudah mendukung saya. Ini surprise buat saya, pengalaman baru yang sangat berharga untuk terus berlajar lagi. Pengalaman yang engak bakalan terlupakan," aku Ridwan.

Atas keberhasilan yang tak terduga ini, Abdul Bari, Direktur Kelembagaan dan Layanan Jamkrindo mengucapkan selamat dan akan terus mendorong untuk mengasah kemampuan para barista Pawon Kopi Salarea. "Mantap, kami siap dukung dan suport," ucapnya via WhatsApp Messenger.

Hal senada diutarakan Cecep M Tosin, Sekretaris Salarea Foundation-naungan dari Pawon Kopi Salarea."Hebat Ridwan, engak nyangka tukang seduh Salarea bisa juara. Alhamdulillah, bawa oleh-oleh istimewa dari jualan kopi di Jakarta yang membanggakan. Mudah-mudahan ini bisa memotivasi anak anak muda di Cibatu, Garut untuk ngulik talenta kopi. Ukir prestasi," tandasnya.

Editor: Tokohkita


TERPOPULER