Jamkrindo dan Komunitas Salarea Inisiasi Program Edukasi Kewirausahaan Sosial
Salarea Mengajar dijalankan secara kolaboratif bersama para relawan pengajar yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan bekerjasama dengan sejumlah mitra.
TOKOHKITA. Dalam menginisiasi pelajar untuk mengenal dunia enterpreneurship, Salarea Foundation bersama PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) meluncurkan Salarea Mengajar, yang merupakan program edukasi dan sosialisasi kepada generasi muda untuk mengembangkan minat dan bakat, serta tertarik mengenal tentang kewirausahaan.
Launching Salalrea Menagjar dilaksanakan di GOR SMA PGRI Cibatu, Garut, Jumat (23/6/2023), yang ditandai dengan pemotongan tumpeng dan pemutaran video profil tim pengajar Salarea Mengajar. Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Perusahaan Jamkrindo, Dody Novarianto, Dandim 0624 Kabupaten Bandung, Letkol Inf Hamzah B Susanto, Owner Cikopi Mang Eko, Muhtar Koswara, dan perwakilan dari Sunda Hejo.
Hadir juga Danramil Cibatu, Letda Jusuf, Ketua MUI Cibatu KH Asep Jaelani, Dr. Apt. Diki Prayugo Wibowo, Wakil Ketua I Bidang Pembelajaran dan Riset Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kepala Sekolah SMA PGRI Cibatu Asep A, tim pengajar Salarea Mengajar, para pelajar dan guru, serta tamu lainnya.
Di sela acara juga dilaksanakan penekenan MoU antara Salarea Foundation dan Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Adapun kesepakatan kerjasama antara Komunitas Salarea dan kampus ini untuk lingkup penelitian, riset dan pengabdian masyarakat khususnya dalam pengembangan potensi-potensi yang ada di Cibatu.
Sekretaris Perusahaan Jamkrindo, Dody Novarianto mendukung program Salarea Mengajar karena dinilai sangat positif dalam memberikan pemahaman tentang kewirausahaan. "Program ini bagus dan membawa manfaat positif bagi para pelajar," ujarnya. Dody pun memberikan motivasi kepada para pelajar untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa meraih sukses yang salah satunya bisa ditempuh dengan menjadi seorang entrepreneur.
Senada disampaikan Dandim 0624 Kabupaten Bandung, Letkol Inf Hamzah B Susanto, yang bilang untuk meraih kesuksesan di masa depan harus dipersiapkan dari sekarang, baik itu ingin menjadi karyawan, pegawai atau PNS, TNI/Porli juga menjadi seorang wirausahawan. "Selain niat dan tekad yang kuat juga harus disiplin. Sejak awal saya bercita cita ingin menjadi anggota TNI, maka salah satu hal yang dipersiapkan adalah kondisi fisik yang prima, makanya saya disiplin terus berlatih olahraga. Saya juga aktif berorganisasi," akunya.
Pun demikian dengan kisah perjuangan panjang dari Muhtar Koswara, yang awalnya kayrawan di sebuh perusahaan kopi. Cikopi Mang Eko didirikan Muhtar pada 2016. Namun, pergulatan di dunia perkopian sudah digelutinya sejak 2003. Setelah lulus kuliah di jurusan kepariwisataan, dia diterima kerja di anak perusahaan Kapal Api dan menjadi bagian tim opening kedai Excelso. Dari satu outlet ke outlet lainnya, Muhtar menyiapkan semuanya termasuk meracik kopi premium yang bisa dinikmati pembeli.
Bosan menjadi pegawai, Muhtar pun banting setir dan menjadi seorang konsultan yang berkaitan dengan kopi sejak 2011. Dia kerap memberikan konsultasi kepada petani hingga kafe yang ingin menyediakan kopi sebagai salah satu menunya. "Akhirnya, lama-lama kepikiran untuk membangun usaha sendiri, maka lahir Cikopi Mang Eko," terang dia.
Ketua Salarea Foundation, Dadan M Ramdan menjelaskan, Salarea Mengajar dijalankan secara kolaboratif bersama para relawan pengajar yang berasal dari berbagai latar belakang profesi. "Rencanya, kegiatan dilaksanakan secara regular atau terjadwal secara tatap muka dan praktek dengan konsentrasi kewirausahaan kopi-barista, menulis kreatif, konten kreator dan petani milenial," ujarnya.
Yang terang, eduksi sosial enterprenership ini bukan berarti mereka diharuskan untuk menjadi pembisnis. Entrepender ini jangan di artikan sempit sebagai pedagang atau jualan saja. Seorang konten kreator atau Youtuber juga bisa dikatakan sebagai pedagang yang membuat konten atau produk kreativitas yang bisa menghasilkan uang.
“Yang dijual kan ide, gagasan, ada kreativitas dan inovasi, yang dikemas sedemikian rupa agar menarik dan mendapat respos dari khalayak, tentunya yang positif. Artinya, jangan sampai media sosial kita banyak dibanjiri dengan konten-konten negatif yang justru merusak masa depan anak muda kita," papar Dadan.
Berhubung saat ini merupakan era digiltalisasi, maka bakal semakin kencang efek negatifnya jika anak kaum muda kita tidak dibekali dengan kemampuan-kemampuan untuk beradaptasi. "Jangan sampai jadi konsumen atau jadi penonton aja. Tapi bagai mana mereka itu nanti bisa menjadi subjek, mampu memproduksi konten-konten yang positif dan bermanfaat,” harap Owner PaWon Kopi Salarea ini.
Editor: Tokohkita