Farouk Abdullah Alwyni

Indonesia Mengalami Stagnasi Pertumbuhan Ekonomi

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. Nasional /
  4. Rabu, 21 April 2021 - 21:53 WIB

Farouk Abdullah Alwyni/Istimewa
Farouk Abdullah Alwyni
Foto: Istimewa

Selama ini ada kecenderungan para pemegang otoritas negara selalu merasa tidak ada yang salah dari pembangunan ekonomi Indonesia, bahwa Indonesia berada dalam kondisi yang baik-baik saja.

TOKOHKITA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di Era Reformasi disebut lebih buruk ketimbang masa Orde Baru. Berdasarkan data dari World Development Indicators, World Bank, pada periode 2000-2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar di angka 5%.

Angka ini masih berada di bawah tahun 1990-1997 yang mencapai angka 7%. Pada 2016, World Bank juga telah melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2005-2015 yang hanya dinikmati oleh 20% saja. Menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang demikian, Ketua Departemen Ekonomi & Pembangunan, Bidang Ekuin, DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Farouk Abdullah Alwyni mengutarakan pandangannya.

Menurut dia, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa Orde Baru kerap dikritik terutama soal pendapatan yang timpang, namun secara pertumbuhan ekonomi lebih baik dari era reformasi. Farouk menjelaskan, berdasarkan data dari Asian Productivity Organization [APO] Productivity Databook 2020,  persoalan kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dapat dilihat dari Total Factor Productivity (TFP)

Adapun TFP sebagai ukuran peran kapasitas teknologi dan kualitas institusi dalam pertumbuhan ekonomi yang justru berkontribusi negatif (-10%) antara 2015-2018, bandingkan dengan Malaysia dan Korea yang masing-masing menacapai 20?n 54% pada periode yang sama.

Kualitas pertumbuhan yang tidak baik pada akhirnya juga berdampak terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi itu sendiri, yang diafirmasi oleh proyeksi komparatif IMF terakhir, yang mana terjadi stagnasi atas pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan ketika negara-negara di dunia diprediksi akan mencapai pertumbuhan yang mencapai 6%,” katanya dikutip dari laman resmi PKS.

Selain itu, Farouk menyatakan, selama ini ada kecenderungan para pemegang otoritas negara selalu merasa tidak ada yang salah dari pembangunan ekonomi Indonesia, bahwa Indonesia berada dalam kondisi yang baik-baik saja.  Untuk itu, dia mengatakan para pemegang kebijakan harus sadar dan memperbaiki kinerja serta melakukan pembenahan.

“Momen seperti ini harus membuat segenap pemegang kebijakan menyadari bahwa diperlukan pembenahan struktural yang serius jika kita ingin memperbaiki kualitas dan merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (berkisar 7% keatas) dan mentransformasi Indonesia menjadi negara maju,” ujar Farouk.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER