Effendi Ghazali Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Universitas Moestopo

  1. Beranda /
  2. Kabar /
  3. EDUKASI /
  4. Selasa, 30 Juli 2019 - 17:51 WIB

Effendi Ghazali/Istimewa
Effendi Ghazali
Foto: Istimewa

Dalam sidang pengukuhannya, Effendi menyampaikan orasi ilmiah berjudul Merajut Indonesia: Menuju Konstelasi Algoritma Komunikasi Politik yang Lebih Mempersatukan.

TOKOHKITA. Pakar Komunikasi Politik Effendi Ghazali dikukuhkan sebagai guru besar tetap program pascasarjana di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) bidang Ilmu Komunikasi dalam sidang terbuka guru besar Moestopo di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (30/7/2019). Selain Effendi, Budiharjo juga diangkat sebagai guru besar pascasarjana bidang Ilmu Perencanaan Pendidikan.

"Saya selaku rektor Moestopo mengukuhkan Effendi Gazali menjadi guru besar tetap program pascasarjana di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Semoga Tuhan yang maha kuasa senantiasa akan mengiringi saudara untuk mengabdikan diri pada universitas bagi nusa dan banga," kata Rektor Rudy Harjanto.

Dalam sidang pengukuhannya, Effendi menyampaikan orasi ilmiah berjudul Merajut Indonesia: Menuju Konstelasi Algoritma Komunikasi Politik yang Lebih Mempersatukan. Dalam orasinya, Effendi menyinggung meninggalnya ratusan petugas pemilu 2019. Selain faktor kelelahan, ia menuturkan tekanan mental dari dua kubu juga menjadi salah satu penyebab petugas meninggal dunia.

Tidak ada beban khusus algoritma dalam Pilpres 2019 tapi muncul pertanyaan kenapa banyak KPPS yang meninggal? Menurut banyak penelitian karena kelelahan kemudian juga penyakit bawaan. Tapi pada konteks tertentu tekanan mental dari pemilihan umum yang hanya dua kubu menjadi salah satu sebab, dan yang agak penting di sini keharusan menyalin berbagai sertifikat dan formulir termasuk plano C1 itu 50-82 kali," ucap dia.

Karena itu, kata dia, sebaiknya sistem presidential treshold (PT) dapat dihapuskan untuk melahirkan calon pemimpin negara yang lebih bervariatif.

"Tetap harusnya PT tidak ada, supaya bangsa kita tidak harus berkelahi dua kubu. Paling tidak variasinya mereka yang sudah punya partai di DPR sebagai bukti dukungan publik bisa mengajukan capres-cawapres," tutur Effendi.

Tak hanya itu, Effendi juga mengatakan seharusnya e-rekapitulasi harus lebih dahulu dilakukan sebelum menerapkan e-voting dalam pemilu ke depan. Menurutnya, terdapat empat karakter yang lebih mempersatukan Information and Communication Technologies (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Situng, dan Vetting.

Ia menjabarkan sebaiknya seluruh pemangku kepentingan tahu di mana ICT dibuat dan siapa pembuatnya. Lalu, seluruh pemangku kepentingan tahu apa keunggulan ICT,

Selain itu, seluruh pemangku kepentingan tahu apa kelemahan ICT tersebut dan kenapa serta bagaimana bisa berpotensi diakali oleh pihak tertentu dan seluruh pemangku kepentingan bertekad bersama menjaga keunggulannya sekaligus bersama mengantisipasi pihak yang ingin dan berpotensi membuat curang terhadap ICT tersebut.

Editor: Tokohkita

TERKAIT


TERPOPULER