KKP Dukung Pengembangan Kawasan Minapolitan Dumai
Adapun Minapolitan merupakan konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Menurut Zulkifli AS, Kota Dumai memiliki potensi yang sangat besar dibidang perikanan, khususnya di kawasan Sungai Sembilan.
TOKOHKITA. Koordinator Penasehat Menteri Perikanan dan Kelautan, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, MS beserta rombongan mengunjungi Kota Dumai atas undangan Wali Kota Dumai H Zulkifli AS.
Bertempat di Gedung Media Centre Kota Dumai, Senin (26/10/2020), Zulkifli AS, menyambut kehadiran Rohkmin, yang juga datang dalam rangka mendukung perkembangan kawasan Minapolitan (Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Kota Dumai), tepatnya di wilayah Kecamatan Sungai Sembilan.
Adapun Minapolitan merupakan konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Menurut Zulkifli AS, Kota Dumai memiliki potensi yang sangat besar dibidang perikanan, khususnya di kawasan Sungai Sembilan.
Dalam pertemuan ini, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB ini menyampaikan pemaparan terkait strategi pembangunan berbasis inovasi dan SDA untuk meningkatkan daya saing, pertumbuhan ekonomi inklusif, serta kesejahteraan masyarakat Kota Dumai.
Di sisi lain, Rokhmin melihat ada peluang yang bisa mendukung pembangunan di Dumai lebih baik ke depannya yakni pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan permintaan barang dan jasa, khususnya pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis Industri 4.0. Selain itu, semakin terbukanya konektivitas dengan wilayah-wilayah lain maupun dengan dunia (Jalan tol PKU-Dumai).
Namun, Kota Dumai juga masih dihadapkan pada sejumlah kendala lantaran, sektor pertaniandan perikanan masih dilakukan secara tradisional, pengangguran dan kemiskinan, maslah abrasi pantai dan kerusakan lingkungan. "Selain itu, daya tarik kota relatif rendah, kesiapan ekosistem Industri 4.0 rendah, keterbatasan APBD dan akses permodalan, iklim investasi & kemudahan berbisnis kurang kondusif serta tantangan kualitas SDM," sebut Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia ini.
Rokhmin menjelskan, wilayah Kota Dumai sangat strategis karena berada pada jalur pelayaran internasional Selat Malaka, yang merupakan wilayah hinterland kawasan segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Laut Kota Dumai berada di WPP 571, dengan potensi SDI 425.443 ton/tahun.
"Pada 2019, produksi perikanan tangkap laut Dumai sebesar 650,88 ton atau 0,15?ri potensi WPP 571," ungkapnya. Untuk produksi perikanan budidaya di Dumai pada 2019 mencapai 302,08 ton. Kontribusi terbesar berasal dari kolam (80,8%), KJT 9,9%, tambak 6,0%, dan KJA 3,2%.
Editor: Tokohkita